44. iri

2.7K 264 52
                                    

____________________
______________
___________________
Empat belas  tahun telah berlalu. Kini Nayna tumbuh menjadi seorang anak yang cantik, memiliki sifat baik, ramah dan penyayang.

Pagi ini Nayna baru saja selesai bersiap-siap. Gadis itu sedang mencari bundanya yang entah berada di mana.

"Bunda!" Panggil Nayna. Gadis itu membuka pintu kamar Nazira dan menatap sekeliling namun tetap saja ia tidak menemukan keberadaan Nazira. Tiba-tiba pandangan Nayna tertuju pada satu arah di mana terlihat foto pernikahan kedua orang tuanya. Nayna segera berjalan mendekati foto itu.

"Itu ayah? Ternyata wajahnya sama seperti Om Farhan. Dia juga mirip sama aku." Nayna tersenyum menatap foto itu.

"Nayna." Suara Nazira membuat Nayna terlonjak kaget. Gadis itu langsung menoleh ke arah bundanya.

"Kok belum berangkat? Om Farhan sama kak Hani udah nungguin tuh," ucap Nazira.

"Bekalnya? Tadi aku nyariin bunda karena mau nanyain bekal aku." Nayna berjalan mendekati bundanya.

"Udah bunda masukin ke tas kamu kok sayang." Nayna mengacungkan jempolnya kemudian mencium tangan bundanya itu, "oke kalo gitu Nayna pergi dulu ya Bun, assalamualaikum." Nayna kemudian pergi dari sana tanpa menunggu jawaban salam dari Nazira.

"Waalaikumsalam," jawab Nazira.

Setelah mengambil tasnya, Nayna segera menuju ke halaman rumah dan ternyata sudah ada Gus Farhan dan Hani yang tampak sedang menunggunya.

Hani merupakan putri dari Gus Farhan dan Zayra.

"Kebiasaan kalo siap-siap lama banget," celetuk Hani saat Nayna baru datang. Nayna hanya cengengesan, "Maaf kak, tadi kan aku nyariin bunda dulu."

"Salim dulu tuh sama kakek," ucap Gus Farhan mengarahkan pandangannya ke arah Gus Syaqil yang tengah duduk di teras rumah. Nayna dan Hani segera menghampiri kakeknya. Hani mencium tangan kakeknya terlebih dahulu.

"Hati-hati ya," ucap Gus Syaqil berpesan kepada Hani. Kemudian setelah itu Nayna mencium tangan kakeknya.

Cup!

Gus Syaqil mengecup kening Nayna dengan hangat.

"Hati-hati ya tuan putri. Belajar yang pinter." Gus Syaqil tersenyum menatap cucunya itu. Nayna hanya membalasnya dengan senyuman.

Hani yang melihat hal itu langsung cemberut.

"Giliran Nayna aja digituin. Sedangkan gue, gue gak pernah kayak gitu," batin Hani.

"Ayo kita berangkat," ucap Gus Farhan yang sudah berada di dalam mobil. Hani dan Nayna pun masuk ke dalam mobil dan Gus Farhan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan standar.

Di sepanjang jalan hanya ada keheningan. Biasanya Hani yang selalu membuat keributan di dalam mobil,ia selalu bernyanyi dan banyak bicara tapi entah mengapa tiba-tiba ia mendadak diam.

"Ada apa Hani? Tumben diem aja," heran Gus Farhan karena dari tadi ia tidak mendengar suara Hani.

"Gak papa," jawab Hani singkat dan tanpa ekspresi.

"Kak Hani kenapa? Habis diputusin cowok ya." Senyum Nayna tampak sedang menggoda Hani.

"Berisik lo!" Ucap Hani menatap Nayna dengan tatapan sinis.

"Dih, gitu amat sih."

Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di depan pintu gerbang sekolah. Mereka berdua segera turun.

"Bye Om." Nayna melambaikan tangannya sebelum pergi.

Berbeda dengan Hani, ia langsung masuk ke dalam kelas tanpa berpamitan.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang