27. Bukit Impian

633 35 5
                                    

KKN Hutan Mekarsari

Liviana : Send a picture.

Liviana : Guys, udah pada lihat grup DPL? Pak Budi minta kelompok kita untuk konsul besok.

Giska : Baru aja lihat. Gimana nih? Padahal aku besok mau pulang kampung.

Liviana : Jangan, Gis.

Nasyila : Jangan, Gis.

Giska : Lah, terus gimana? Masa aku konsul sendiri :(

Liviana : Ajak yang lain juga.

Liviana : Apa aku ikut ke Banda Aceh juga? Tapi aku masih magang 😭

Giska : Minimal 2 orang katanya, 'kan? Tapi cuma aku sendiri yang di Banda Aceh.

Amanda : Terus gimana, Gis? Kafi pun masih di Bireuen.

Giska : Septian masih di kampung, ya?

Amanda : Iya, Gis.

Nasyila : Gis, chat si bos aja suruh balik ke Banda Aceh.

Giska : Dia di kampung, 'kan?

Nasyila : Iya, tapi kampungnya nggak begitu jauh. Pasti mau dia itu, Gis.

Giska : Gimana @Nafiza?

Giska : Tolong lah, badan aku masih sakit ini karena kecelakaan waktu itu. Duduk aja susah, disuruh pula konsul sendiri. Apakah sengaja agar aku marah? 🙂

Nasyila : Bos manaa @Nafiza

Liviana : Si bos harus ditag biar balas, @Nafiza

Amanda : Bantu tag @Nafiza @Nafiza @Nafiza

Nafiza : Gis, ya udah. Aku balik ke Banda Aceh besok.

Nafiza : Jadi siapa aja yang ikut konsul besok?

Giska : Kita berdua, Bos.

Nafiza : Okee.

Nasyila : Alhamdulillah, akhirnya muncul 😭

Liviana : Alhamdulillah 😭

__________

Syila, Amanda, dan Kafi menghela napas lega usai percakapan di grup KKN berakhir. Sedari tadi mereka seperti menahan napas karena belum ada kejelasan tentang siapa yang akan ikut konsultasi dengan Pak Budi besok.

"Alhamdulillah, udah ada kejelasan," seru Syila seraya bersandar di dinding.

"Alhamdulillah, ya, Syil. Lagian Pak Budi suka banget mendadak gitu," timpal Amanda yang duduk di samping Syila.

"Beliau emang suka begitu," sahut Kafi yang duduk di depan kedua perempuan itu. Saat ini, mereka bertiga sedang berada di ruang televisi untuk membahas masalah konsultasi laporan KKN. Sementara Ikhlas dan Haikal berada di depan rumah.

"Sekarang kita jadi ke bukit nggak?" tanya Kafi seraya menatap Syila dan Amanda secara bergantian. Kemudian ia melirik jam di pergelangan tangannya. "Sebentar lagi udah mau magrib," lanjutnya.

Syila menatap Amanda seakan bertanya pendapat temannya itu.

Amanda mengangguk setuju, ia tahu betul bahwa Syila sangat ingin pergi ke bukit yang dinamakannya 'Bukit Impian' itu. "Ya udah, ayo kita berangkat sekarang. Haikal sama Ikhlas pasti udah nungguin," ajaknya.

"Ayo!" sahut Syila sumringah. Ia langsung menarik tangan Amanda untuk berjalan ke luar rumah.

"Lucunya," gumam Kafi seraya tersenyum tipis. Ia pun ikut berjalan ke luar rumah untuk menemui teman-temannya.

Sandyakala TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang