39. Sebuah Kenyataan

746 31 2
                                    

Syila mendesah kecewa ketika melihat instagram Kafi yang tidak memposting story apa pun. Dari tadi pagi Syila sudah bolak-balik mengunjungi profil instagram Kafi, tapi tidak ada update terbaru dari lelaki itu. Padahal hari ini laki-laki itu wisuda profesi. Bukankah seharusnya Kafi memposting momen wisudanya?

Merasa tidak mendapatkan hasil apa-apa. Syila akan mengandalkan jiwa inteligennya. Ia memang sudah lama mempunyai akun palsu di instagram yang digunakannya untuk mengikuti akun teman-teman Kafi. Sebenarnya Syila terpaksa melakukan ini karena Kafi jarang sekali meng-update kegiatannya di sosial media. Ingin bertanya pada Haikal pun tidak bisa karena Haikal sudah lama kembali ke kampung halamannya.

Lagi-lagi Syila harus mendesah kecewa karena tidak menemukan apa pun di akun instagram teman-teman Kafi. Syila melihat jelas foto yang diunggah oleh teman-teman Kafi. Tidak ada wajah Kafi di semua foto itu.

Baiklah. Jalan satu-satunya hanya Haikal. Syila pun mengambil ponselnya dan mengirim pesan untuk Haikal.

Nasyila :
Haikalll
Kal
Kal

Ting!

Syila bernapas lega ketika Haikal langsung membalas pesannya. Ia pun segera membuka pesan tersebut.

Haikal :
Iyaa
Kenapa, Syil?

Nasyila :
Kafi ada ikut wisuda?

Haikal :
Adaa, Syila.

Nasyila :
Serius? Tapi kok dia nggak posting apa-apa, ya?
Send a picture.
Lihat aku capek stalking.

Haikal :
Wkwkwk
Dia nggak ikut foto, Syil.
Dia 'kan introvert.
Kamu nggak jumpain dia? 🤭

Nasyila :
Cocok dong sama aku yang extrovert dan nggak bisa diam🤭
Gimana mau jumpain, aku nggak diundang ke wisudanya.

Haikal :
Hahaha
Syil? Mau ketemu nggak?
Ada yang mau aku omongin.

Nasyila :
Emang kamu di sini? Bukannya kamu di kampung?

Haikal :
Kebetulan aku lagi di Banda Aceh dari kemarin, Syil. Ada keperluan di kampus.

Nasyila :
Ohh, mau ngomong apa? Penting banget?

Haikal :
Banget. Kalau ada waktu, aku tunggu sekarang di taman kampus, ya.

Nasyila :
Oke, Kal. Aku otw.

__________

Usai percakapan dengan Haikal berakhir. Syila langsung bergegas menuju taman kampus yang dimaksud Haikal. Kebetulan ia sudah memakai baju yang bagus karena baru saja pulang dari rumah sepupunya. Tanpa pikir panjang, Syila segera mengambil motor di garasi, lalu berpamitan pada ibunya.

Sesampai di taman kampus, Syila memarkir motornya. Ia berusaha menenangkan dirinya. Entah mengapa, perasaan Syila menjadi gelisah. Syila menjadi was-was tentang hal penting yang akan disampaikan Haikal padanya.

"Sini, Syil!" panggil Haikal saat Syila berjalan ke arahnya.

"Mau beli es krim nggak?" tanya Haikal seraya menunjuk penjual es krim di pinggir jalan.

Syila mengangguk semangat. Perasaan gelisah yang tadi menghampirinya hilang begitu saja ketika Haikal mengajaknya membeli es krim.

Sandyakala TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang