Malam sudah semakin larut. Hati yang kalut sudah seharusnya diistirahatkan dengan tidur yang lelap dan nyaman. Namun, Syila tak melakukannya. Ia masih setia duduk termangu di depan cermin.
Syila memperhatikan wajahnya yang tampak kusut belakangan ini. Lingkaran hitam di bawah matanya menjadi pertanda bahwa ia sering bergadang. Kali ini Syila benar-benar merasakan patah hati terhebatnya karena seorang lelaki.
Jika ada yang lebih pahit dari buah pare, maka Syila yakin itu adalah berharap pada manusia. Serius, Syila sudah membuktikannya sendiri. Bertahun-tahun ia berharap pada Kafi, namun apa hasilnya? Syila hanya mendapatkan luka.
Syila tahu, waktu 4 tahun untuk mencintai seseorang dalam diam tidaklah mudah. Maka dari itu Syila selalu berdoa agar Kafi menjadi jodohnya. Namun, takdir tak berpihak padanya. Ia yang selama ini menunggu dan mendoakan Kafi, tetapi orang lain yang mendapatkannya.
Awalnya Syila merasa ini semua tak adil untuknya. Tetapi makin ke sini Syila makin sadar bahwa ia harus menerima semua ketetapan Allah dengan hati yang lapang. Mungkin Allah ingin menegurnya karena selama ini ia terlalu mencintai laki-laki yang belum halal untuknya. Mungkin Allah ingin menegurnya agar Syila tak berharap lagi pada manusia.
Untuk menenangkan hatinya, Syila bergegas ke kamar mandi dan berwudu. Kemudian ia melaksanakan salat malam 2 rakaat. Setelah selesai salat, Syila menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya seraya menumpahkan tangisnya.
"Ya Allah, aku sadar sujudku pada-Mu masih banyak kurangnya. Aku sering mengeluh tanpa tahu seberapa hinanya aku. Aku terlalu berharap pada makhluk-Mu sampai aku lupa bahwa hanya pada-Mu lah sepantasnya aku berharap."
Air mata Syila masih terus mengalir, "Ya Allah, aku berserah pada-Mu. Jika Kafi bukan jodohku, maka ikhlaskanlah hatiku, hilangkanlah perasaan ini untuknya. Ya Allah, ampunilah aku. Jangan pernah tinggalkan aku. Bawa aku pada takdir indah-Mu, ya Allah," lanjutnya.
Syila masih menangis tersedu-sedu. Malam ini ia hanya sendiri di rumah. Jadi, ia ingin menumpahkan semua tangisnya tanpa diketahui oleh keluarganya.
Setelah puas menangis dan merasa lebih tenang, Syila melipat mukena dan meletakkan di atas kursi. Ia ambil ponsel yang sedari tadi berbunyi itu. Ternyata Nisa dan Riska mengirim pesan di grup, mereka mengkhawatirkan Syila.
Syila tersenyum tipis. Ia bersyukur memiliki 2 sahabat yang sangat perhatian padanya. Segera ia membalas pesan dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
Baru saja meletakkan ponsel di atas kasur, benda pipih itu kembali berbunyi. Kening Syila mengerut heran saat membaca pesan dari notification bar. Haikal mengirimkan foto untuknya. Karena penasaran, Syila pun langsung membuka pesan tersebut.
Haikal :
Send a picture.Kening Syila semakin berkerut usai mengunduh foto yang dikirim Haikal. Foto tersebut merupakan screenshot dari instagram penerbit Antakara Pustaka. Di foto tersebut tertulis bahwa penerbit Antakara Pustaka sedang mengadakan event bertajuk "Antakara's Got Talent".
Merasa tak paham maksud Haikal, Syila pun membalas pesan lelaki tersebut.
Nasyila :
Maksudnya apa, Kal?Haikal :
Loh, belum tidur, Syil?
Kirain udah tidur tadi.Nasyila :
Belum, Kal.
Kenapa?Haikal :
Kamu udah lihat foto yang aku kirim, 'kan?Nasyila :
Udah, Kal.
Maksudnya apa?Haikal :
Kamu pernah bilang sama aku kalau kamu mau jadi penulis, nah itu kebetulan ada event dari penerbit Antakara Pustaka. Coba aja kamu ikut, Syil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala Terindah
RomanceDipertemukan karena Kuliah Kerja Nyata (KKN), diam-diam Nasyila Eiliya mulai mengagumi sosok Alkahfi Pratama, lelaki yang merupakan teman sekelompoknya. Awalnya Syila - begitu orang-orang memanggilnya - berpikir hanya sekadar kagum pada lelaki yang...