33.Kenangan Pahit

609 28 4
                                    

Memasuki semester 8 perkuliahan, para mahasiswa umumnya akan lebih disibukkan dengan tugas akhirnya. Begitu pula dengan Syila. Perempuan itu baru saja menyelesaikan seminar proposal 2 minggu yang lalu, kini ia sudah disibukkan dengan revisi yang ke sekian kalinya.

Syila menghela napas lega saat melihat dosen yang dicarinya sejak tadi memasuki ruang prodi. Ia pun segera menghampiri dosen tersebut untuk melaksanakan konsultasi hasil revisi proposalnya.

Sekitar 1 jam sudah berlalu, Syila keluar dari ruang prodi dengan raut bahagia yang tercetak jelas di wajahnya. Akhirnya, proposal skripsinya sudah ditanda tangani dan ia diperbolehkan melakukan penelitian.

"Syila, udah di-acc?" Shafa yang baru datang langsung menghampiri Syila.

"Alhamdulillah, udah dong. Yang lain mana, Shaf?" Syila celingukan mencari keberadaan Riska dan Nisa yang tidak datang bersama Shafa.

"Mereka nunggu di kantin, ayo!" Shafa menarik tangan Syila dan berjalan menuju kantin.

Sesampai di kantin, Syila duduk di samping Nisa. Ia berusaha mengintip ponsel Nisa, "Hadeh, bucin banget!" cibirnya saat mengetahui Nisa sedang melakukan panggilan video dengan kekasih virtualnya.

"Kenapa, sih? Iri, ya?" balas Nisa sewot.

Syila mengibaskan tangannya, "Aku? Iri sama kamu? Yang bener aja?" tanyanya mengecimus.

"Iya lah, soalnya kamu kan jomlo!" ledek Nisa.

"Biarin lah, daripada pacaran virtual. Heran deh aku sama kamu, kok bisa jatuh cinta sama orang yang nggak nyata!"

"Enak aja, kamu kira dia fiksi? Dia ini nyata, yaaa!" Nisa tak terima pacarnya disebut tak nyata.

"Mana coba kalau nyata, orang ketemunya di hp terus!" Syila masih terus mencibir.

Sementara Syila dan Nisa terus berdebat, Riska dan Shafa hanya mampu tertawa seraya menggelengkan kepalanya. Syila dan Nisa memang jarang akur, setiap bertemu pasti ada saja hal yang diperdebatkan.

Ting!

Notifikasi pesan dari ponsel Syila membuatnya yang sedang berdebat dengan Nisa berhenti. Ia segera mengambil benda pipih itu saat melihat Fitri mengirim pesan.

Fitri :
Mohon doanya untuk Ikhlas, saat ini dia sedang dirawat di rumah sakit.

Syila terdiam membaca pesan dari Fitri, kemudian ia tanya keadaan Ikhlas pada Fitri. Ternyata anak laki-laki itu sudah 2 hari dirawat inap di rumah sakit. Fitri mengatakan jika penyakit leukemia yang diderita Ikhlas kian parah.

Syila langsung mengabarkan keadaan Ikhlas pada teman-temannya di grup KKN. Ia berencana menjenguk Ikhlas di rumah sakit. Anak laki-laki itu pasti senang jika dijenguk olehnya.

KKN Hutan Mekarsari

Nasyila : Guyss, Ikhlas dirawat di rumah sakit. Ada yang mau jenguk?

Liviana : Aku di kampung🤧

Nasyila : Yahh, yang lain?

Amanda : Manda juga di kampung, Syil.

Giska : Aku juga di kampung, Syil.

Nasyila : Ya udah, nggak apa-apa, guyss.

Amanda : Kita bantu doa aja, semoga Ikhlas segera sembuh.

Liviana : Aamiin.

Giska : Aamiin.

Nafiza : Kapan mau jenguk, Syil?

Sandyakala TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang