42. Abadi Dalam Karya

849 32 8
                                    

Pagi hari, Syila sudah disibukkan dengan kegiatan geladi untuk acara puncak Antakara's Got Talent yang akan digelar pukul 2 siang nanti. Syila merasa sedikit gugup karena ia naik ke panggung bukan hanya untuk menerima hadiah, tetapi juga untuk bernyanyi.

Antakara's Got Talent memang sengaja dirancang sebagai ajang pencarian bakat khusus untuk penulis. Namun, bagi semua penulis yang terpilih juga diharuskan melakukan unjuk bakat selain menulis. Dan Syila memilih untuk unjuk bakat bernyanyi.

Setelah selesai melaksanakan geladi, Syila kembali ke kamar hotel. Semua penulis yang terpilih mendapatkan fasilitas bermalam di hotel tempat diadakannya acara puncak Antakara's Got Talent. Total semua penulis yang terpilih ada 7 orang, 2 laki-laki dan 5 perempuan. Mereka pun sudah melakukan pembagian kamar kemarin, dan Syila mendapat teman sekamar bernama Alisa yang berasal dari Sulawesi Utara.

Deringan ponsel membuat Syila menghentikan niatnya untuk berbaring di atas tempat tidur. Syila tersenyum kecil begitu melihat layar ponselnya, ada panggilan video berbentuk grup dari Riska dan Nisa. Ia segera mengambil ponselnya dan menggeser ikon hijau.

"Assalamualaikum!!" sapa Riska dan Nisa serempak begitu panggilan video dengan Syila terhubung.

Syila terkekeh, "Waalaikumsalam, ada apa nih? Pasti kangen sama aku!"

"Iya dong!" jawab Riska bersemangat.

"Kamu apa kabar? Udah berhasil melupakannya?" sindir Nisa.

Syila mengecimus, Nisa memang paling suka mencari masalah dengannya. "Udah dong!" jawabnya dengan nada bangga.

"Kamu jangan gitu, Nis. Syila pasti udah bisa lupain Kafi lah. Di sana pasti dia ketemu penulis-penulis ganteng."

Syila tertawa kecil mendengar ucapan Riska. Memang benar di sini Syila sudah bertemu dengan beberapa penulis tampan, namun ia tidak tertarik sama sekali.

"Tuh 'kan, Syila ketawa. Pasti bener dugaan aku, siapa namanya, Syil?"

Syila kembali tertawa, "Banyak penulis gantengnya, Ris. Aku sampai lupa namanya," candanya.

"Beneran, Syil? Keren banget kamu udah move on!" sahut Nisa takjub. Ia tak menyangka Syila sudah melupakan Kafi.

"Iya lah! Kalau kamu gimana, Nis? Udah berhasil melupakannya? Harusnya sih udah, ya. Kalian 'kan cuma ketemu beberapa hari aja, kenangannya juga lebih banyak ketikan!" Syila balas menyindir Nisa. Sahabatnya itu memang sudah putus dari pacar virtualnya setelah sempat bertemu beberapa bulan yang lalu. Dari awal Syila sudah yakin hubungan mereka tak bertahan lama. Laki-laki itu terlihat tidak serius pada Nisa.

"Puas banget kamu ya, Syil ngeledekin aku!" Nisa mengerucutkan bibirnya.

"Udah, udah. Sebaiknya kita move on dari pembahasan ini. Gimana kalau kita sekarang bahas persiapan Syila untuk acara nanti?" sela Riska.

"Nah, boleh tuh! Gimana persiapannya, Syil? Kamu jadi tampil bawain lagu apa?" tanya Nisa.

"Lagu pilihan kalian, tuh!" jawab Syila kesal.

Riska dan Nisa kompak tertawa. Memang mereka sempat menyarankan beberapa lagu untuk Syila bawa, salah satunya adalah "Melewatkanmu" milik Adera. Syila pun menyetujui untuk membawakan lagu tersebut.

"Siapa suruh kamu pilih lagu itu!" cibir Nisa.

"Lagu itu yang paling mending, ya!" balas Syila sewot. Kedua sahabatnya sama saja, mereka menyarankan lagu-lagu yang menurut Syila terlalu susah dinyanyikan. Apa mereka sengaja ingin membuat Syila malu di hadapan banyak orang?

Sandyakala TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang