Suara ketukan terdengar pelan, sebelum akhirnya Klaus membuka pelan pintu, ia mengintip sebentar, lalu melangkah mendekati Jeffrey yang tengah sibuk berkutat memperhatikan peta dari Negeri Kleypas.
"Ada apa Yang Mulia memanggil saya?" Klaus berucap, melirik ke arah di mana Jeffrey menunjuk salah satu tempat.
Jeffrey mendongak sekilas, ia lalu kembali fokus memperhatikan peta, lalu membaca sekilas buku tua yang terbuka di sebelahnya.
Klaus hanya diam memperhatikan, ia memandang bagaimana Raja Jeffrey kini disibukkan dengan hal di hadapannya.
Benar, Jeffrey kini sudah bukan lagi Putra Mahkota. Sudah hampir setengah tahun berlalu sejak upacara penobatan dilaksanakan, dengan menjadikan Jeffrey sebagai penerus takhta dari kepemimpinan ayahnya, Raja Tedder.
"Kau lihat ini?" ucap Jeffrey, menunjuk pada salah satu titik di dalam peta.
Klaus membungkuk sedikit, memandang tempat di mana Jeffrey meletakkan jari telunjuknya. Lelaki itu mengangguk.
"Tolong lakukan pengamatan pada daerah ini, terutama pada titik ini. Di perbatasan Kleypas."
Klaus mengerjapkan pandangannya, "Varsyn?"
Jeffrey mengangguk. "Lakukan pengamatan, dan periksa kondisi di sekitar benteng Varsyn."
Ucapan Jeffrey berhasil membuat Klaus menatap Raja Kleypas tersebut dengan pandangan heran. Apa yang diperlukan dari perbatasan Varsyn? Tempat di mana benteng besi berdiri kokoh bukanlah wilayah yang menarik, melainkan hanya tembok besar yang membatasi wilayah pemukiman rakyat Varsyn dengan wilayah yang sebelumnya menjadi tempat di mana konflik peperangan dengan Cartland pernah terjadi.
Klaus terdiam sejenak, "Apa anda ingin merobohkan benteng ini?" tanyanya penuh ragu.
Ekspresi Jeffrey berubah seketika, "Apa aku memberimu perintah demikian?"
Dalam detik selanjutnya, Klaus menggelengkan kepalanya, ia lalu menunduk meminta maaf.
Jeffrey terdiam, ia menyandarkan punggungnya, melirik ke arah jendela dari arah kanannya. "Lakukan saja apa yang kuperintahkan, benteng itu tidak akan pernah dirobohkan."
Klaus mengangguk, ia lalu melangkah mundur dan pamit undur diri. Tersisa Jeffrey seorang diri di ruangannya. Langit sore membuat langit Kleypas tampak menguning. Lelaki itu tertegun, lalu menghela napas.
Akhir-akhir ini suasana Kleypas lebih tenang daripada biasanya. Kekacauan yang diakibatkan oleh para bangsawan Aria setahun yang lalu sudah berhasil Jeffrey kupas dengan tuntas hingga ke akar-akarnya. Kondisi politik di istana pun seimbang, sejak awal ia menduduki takhta, hanya segelintir bangsawan yang enggan menerima Jeffrey sebagai Raja. Fokus Jeffrey hanyalah membuat rakyat Kleypas nyaman, tanpa ada sedikit pun masalah.
Dan kabar tentang kematian Raja dan Ratu Cartland pun terdengar hingga Kleypas.
Jeffrey sempat berpapasan dan memberi salam hormat pada sepasang pemimpin Cartland tersebut, di hari di mana penobatan Raja Lindsey dilaksanakan. Siapa yang tahu bahwa sepulangnya, kecelakaan yang mematikan bisa terjadi?
Hubungan Cartland dengan Kleypas bisa dibilang cukup membaik seiring waktu, meskipun perdamaian antara kedua negeri ini baru berjalan dua tahun. Jeffrey ingat dengan betul bagaimana kekhawatiran ayahnya yang menduga bahwa putranya tersebut akan memicu peperangan ke Cartland.
Ayahnya terlalu banyak berprasangka buruk. Satu-satunya hal yang Jeffrey inginkan hanyalah kedamaian untuk negerinya. Hal baik untuk kerajaannya. Jika memenangkan peperangan adalah jalan yang terbaik, Jeffrey akan memilih hal tersebut, bahkan meski dengan jalan yang kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔
FantasyTatkala sebuah dataran menyimpan suatu hal. Laksana cermin, menyerupai mata pisau. "Dahulu kala, orang-orang dengan pakaian bersih dan bercahaya datang dari bintang memberikan hadiah pada raja kami. Auduma diberkati dengan banyaknya anugerah." ...