37. Kesadaran Yang Bergejolak

74 17 3
                                    

Sudah tiga pekan berlalu sejak Helena mengetahui kenyataan bahwa Rafaelt-yang adalah kekasihnya-ternyata selama ini masih hidup dan bersembunyi dari dirinya.

Menghindari Helena seolah lelaki itu adalah pendosa hebat yang tidak kuasa untuk menghadap gereja.

Dasar brengsek.

Selama tiga pekan itu pula Helena selalu menyumpah serapahi Rafaelt dengan sepenuh hati. Mengingat seluruh ucapan yang lelaki itu ucapkan membuat hati Helena serasa terbakar. Rasanya seolah seluruh kemarahan berkumpul.

Jika semula Helena hanya mengarahkan kemarahan ini pada mantan tunangannya-Jeffrey-kini gadis itu justru menjadikan kekasihnya sebagai titik tuju dari kekesalan hatinya.

Tetapi, untungnya semuanya sekarang sudah mulai membaik. Helena sudah tidak lagi bergumul di dalam selimut ataupun menghindari aktivitas di luar ruangan. Rafaelt pun bahkan sudah menemui Helena langsung dan mengatakan bahwa hubungan yang terjadi di antara mereka berdua adalah satu-satunya hal yang benar-dari seluruh kebohongan yang Rafaelt berikan.

Bagaimanapun, Helena sungguh menyukai Rafaelt. Rasa kecewanya ternyata tidak sebesar itu ketika Rafaelt berkata padanya bahwa lelaki itu juga merasakan hal yang sama. Helena adalah perempuan yang payah, hanya dengan cinta yang Rafaelt sampaikan saja berhasil membuat gadis itu luluh dan akhirnya mencoba untuk memahami dan memaafkan.

Maka, setelah waktu yang cukup panjang itu. Kini Helena mulai menjalani keseharian seperti biasa. Sore hari ini Helena dipanggil ke Istana Dellway, begitu pula dengan Ophalia dan Alice.

Sepertinya ini bersangkutan dengan pertemuan sebelumnya yang tidak sempat Helena hadiri. Helena harus meminta maaf pada Ratu Idrina ketika ia menghadap nanti.

"Helena!" panggil seseorang dari arah belakang, membuat Helena menoleh dengan kedua alis yang terangkat.

Dale berlari kecil menghampiri Helena dengan senyum tipis yang merekah, "Kau akan pergi ke istana?"

Helena mengangguk pelan, "Aku akan pergi ke rumah Julia dulu, lagipula Ratu memanggilku untuk menghadap ketika sore hari. Masih ada beberapa jam."

Dale tersenyum, "Kalau begitu aku ikut denganmu. Omong-omong, bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali aku tidak melihatmu. Kudengar kau sakit?"

Helena mengerjap-ngerjapkan matanya, ia lalu terkekeh pelan, "Hanya sedikit tidak enak badan. Aku biasa seperti itu ketika musim dingin hampir tiba."

"Ah, begitu." Dale memandang Helena dengan tatapan mengerti, "Dellway memang hampir serupa dengan Lindsey. Kau pasti kesulitan selama musim dingin."

Ucapan itu tidak direspons lebih lanjut oleh Helena, gadis itu hanya tersenyum tipis dan mulai melangkah, bersama dengan Dale di sebelahnya.

Dale melirik sekilas ke arah Helena, ada sedikit aura-aura kesedihan yang terlihat dari gadis itu. Dale pun menarik napas dalam, "Sebenarnya, aku tahu apa yang terjadi."

Helena mengabaikan ucapan itu, ia memilih untuk terus terdiam dan melanjutkan langkahnya.

"Aku minta maaf."

Langkah Helena terhenti, ia menoleh keheranan menatap Dale. Mengapa Dale harus meminta maaf?

"Sebenarnya aku sempat bertemu dengan Rafaelt, musim semi lalu. Ia memintaku untuk menyembunyikannya dari semua orang. Bahkan, Matthias pun sama terkejutnya sepertimu."

Helena terdiam menatap Dale, ia lalu menunduk dan menarik napas dalam, kemudian kembali menengadah dan tersenyum, "Kurasa hal itu sudah tidak perlu lagi dibahas. Semua sudah selesai. Maksudku ... semua sudah membaik."

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang