Itu bukanlah kehendakku. Bahkan jikalau kau memang kecewa padaku, aku bisa mengerti. Saat itu kita belum saling mengenal, jauh sebelum kita bertemu.
Kau harus tahu bahwa selama ini aku merasa tidak nyaman dengan apa yang telah kuperbuat, dan apabila keinginanmu ialah untuk mengakhiri ini semua, dan enggan bertemu denganku, aku bisa memahami itu.
Helena memandang secarik surat yang baru saja ia terima kemarin sore. Sudah dua minggu berlalu sejak pertemuan mengejutkannya dengan Rafaelt. Rasanya seperti mimpi, sangat tidak nyata. Helena sempat ingin merasa senang dan hendak merayakan, tetapi seluruh pertanyaan dan ketidakpahamannya justru membawa gadis itu pada rasa kecewa yang amat berat.
Helena tidak akan mempermasalahkan jika Rafaelt selama ini memanglah masih hidup dan menjalani kehidupan barunya, jika Rafaelt ternyata adalah mata-mata Dellway, dan ia bukanlah darah bangsawan murni-Helena tidak masalah dengan hal itu.
Tapi kenyataan bahwa ternyata apa yang Kleypas tuduh terhadap Rafaelt itu benar adanya-dan kenyataan bahwa lelaki itulah yang mengorek dan memberikan informasi tentang Helena pada Jeffrey justru terasa begitu memilukan.
Hatinya seolah diikat oleh banyaknya tanaman berduri. Setiap helaan napasnya terasa menyakitkan.
Bahwa Rafaelt secara tidak langsung adalah salah satu penyebab dari penderitaannya ketika ia berada di Lindsey.
"Helena," panggil Alice pelan. Helena menoleh terkejut, gadis itu buru-buru langsung menyembunyikan secarik surat tersebut di bawah bantalnya.
Alice memandang Helena heran sekaligus khawatir, "Kami akan pergi ke istana. Kau sungguh tidak akan ikut?"
Helena menggeleng pelan, ia menarik selimutnya, "Aku sedang merasa tidak enak badan. Sampaikan permintaan maafku pada Yang Mulia Ratu."
Mendengar jawaban Helena, Alice mengerutkan keningnya, menatap Helena seolah mencoba memastikan, "Kau mau aku buatkan racikan obat?"
Helena menjawab dengan gelengan pelan, "Hanya dengan istirahat yang cukup, mungkin aku akan merasa membaik."
"Begitu ..." gumam Alice, ia lalu mengangguk. Ophalia sudah meninggalkan ruangan lebih dulu, dan tersisa Alice dan Helena. Alice kemudian berucap pamit, dan akhirnya meninggalkan Helena sendirian di rumah.
Hari ini, Alice dan Ophalia akan menghadap Ratu Idrina, sesuai dengan panggilan dari Ratu Dellway tersebut. Sebenarnya panggilan itu ditujukan juga untuk Helena. Tetapi entah perasaan Alice atau bagaimana, Helena sepertinya sedang menghindar untuk bertemu banyak orang.
Ia seperti sedang memiliki banyak pikiran.
"Bagaimana?" tanya Ophalia ketika Alice melangkah melewati ambang pintu. Udara dingin yang sebentar lagi akan membawa salju membuat Alice dengan cepat mengeratkan mantelnya.
Alice menggeleng pelan.
Melihat respons Alice, Ophalia menunduk dan tertegun, ia nampak ragu untuk menyampaikan sesuatu pada Alice.
"Kurasa aku tahu mengapa ia akhir-akhir ini tampak murung," ucap Ophalia pelan, mulai melangkah bersama dengan Alice.
Alice mengangkat sebelah alisnya, "Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔
FantasyTatkala sebuah dataran menyimpan suatu hal. Laksana cermin, menyerupai mata pisau. "Dahulu kala, orang-orang dengan pakaian bersih dan bercahaya datang dari bintang memberikan hadiah pada raja kami. Auduma diberkati dengan banyaknya anugerah." ...