51. Kebencian Yang Tidak Menyeluruh

77 22 8
                                    

Danau Norus selalu membeku ketika musim dingin tiba. Semak-semak di sekitarnya akan mati, tetapi semua itu akan kembali ketika musim semi sebab suburnya tanah di sekitar. Beberapa pepohonan akan menggugurkan seluruh dedaunannya, beberapa masih menahan dengan erat daun-daun mereka.

Sebagian sisi dari danau ini adalah tebing yang curam, di bagian bawah tebing dipenuhi oleh bebatuan tajam di pinggiran danau. Tetapi di sisi lain, danau ini sangat cantik dan indah dengan bunga-bunga liar dari semak belukar di dekatnya.

Seolah menunjukkan dua sisi yang berbeda, mematikan dan memesona. Danau Norus adalah danau terluas yang dimiliki Roseline. Beberapa orang kerap mendatangi tempat ini untung memancing, atau sebatas mencari udara segar.

Tetapi tidak banyak yang mengetahui—lebih tepatnya, tidak ada yang mengetahui—bahwa di tempat ini, Hardin bisa merasa sedikit tenang, sedikit merasa sepi dari bising yang memenuhi kepalanya.

Seolah tempat ini memiliki frekuensi yang bisa menekan keberadaan dari bisikan-bisikan Audukamara, Hardin akui ia cukup menyukai tempat ini karena alasan tersebut.

Tapi hal itu tidak membuat Kaisar Roseline itu mendatangi tempat ini sesering yang bisa diduga, melainkan tempat ini justru adalah tempat yang paling Hardin hindari.

Tempat ternyaman, yang juga membuat tidak nyaman.

Hardin ingat, terakhir kali lelaki itu mendatangi tempat ini, mungkin sekitar dua tahun yang lalu, atau mungkin lebih, yang jelas saat itu ayahnya masih hidup, masih bisa bernapas.

Hardin datang berkunjung ke tempat ini setiap kali telah, atau akan melakukan sesuatu hal yang penting. Seperti ketika ia akhirnya menemukan Audukamara, ketika berhasil menyusun rencana untuk membunuh ayahnya, atau seperti ketika Hardin akhirnya selesai mengurus tuduhan pada Seline.

Masih teringat jelas, bagaimana Hardin mendatangi tempat ini selang enam bulan setelah kematian Seline. Ketika nama gadis itu telah tercoreng sepenuhnya, ketika situasi sesuai dengan apa yang lelaki itu harapkan—

Ketika Hardin tidak lagi merasakan sesak dan sakit di dalam dadanya.

Sejak kematian Seline, Hardin tak lagi mendatangi perpustakaan, ia juga tak lagi terlalu sering berdiam di istana dan banyak melakukan kegiatan di luar istana. Beberapa kali menghadiri pesta atau jamuan para bangsawan, tetapi nyatanya hal itu sangat tidak berguna.

Hardin menyibukkan diri, dari segala hal yang pernah menjadi aktivitas dan kesehariannya sebelum wafatnya Seline. Mungkin Hardin memang menghindarinya, mungkin tanpa sengaja Hardin tersakiti oleh ulahnya sendiri.

Hingga akhirnya, selang enam bulan setelah kekacauan yang Hardin perbuat, lelaki itu mendatangi Danau Norus untuk pertama kalinya sejak kematian gadis itu.

Saat itu malam hari, kunang-kunang kembali muncul, rembulan masih menggantung dengan bentuk serupa seperti hari itu. Hardin berdiri di tepian danau seraya menatap permukaan danau tersebut yang memantulkan cahaya rembulan.

Sempat terdengar bisikan saat itu, "Kau datang kemari untuk mengenang kematiannya, eh?"

Dan dibalas oleh Hardin yang lalu menyeringai tipis, "Aku datang kemari untuk merayakan kematiannya."

Setelahnya, bertahun-tahun pun berlalu. Pada usia Hardin yang hendak mencapai 29 tahun, lelaki itu akhirnya kembali mendatangi Danau Norus, 11 tahun setelah kematian Seline.

Hardin saat itu akhirnya berhasil mendapatkan Audukamara, dengan kata lain, bisikan itu berhasil menarik Hardin untuk mendekat.

Audukamara disimpan di salah satu gua di balik air terjun, di balik gunung Fayless—gunung paling barat yang berada di jajaran pegunungan Violetta. Tentu saja Hardin membutuhkan waktu yang cukup lama untuk akhirnya menemukan pusaka berharga itu.

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang