47. Hutan Gelap

78 21 8
                                    

Tercatat sudah hampir sepekan sejak Alice berada di Roseline—disekap di sebuah ruangan antah berantah, tapi dari apa yang nampak di luar bangunan, Alice bisa jamin bahwa tempat ini bukanlah bagian dari istana.

Kemarin malam, sebuah batu tiba-tiba berhasil menembus celah jeruji besi di sudut ruangan, yang adalah ventilasi. Batu tersebut terbungkus oleh kertas dan diikat oleh benang halus, bisa ditebak bahwa isinya merupakan pesan penyelamatan untuk Alice.

Malam ini, seseorang akan membantu Alice untuk kabur. Tentu saja itu adalah waktu yang sangat gadis itu nantikan. Entah sudah berapa lama Alice meninggalkan Dellway, ia pun semakin khawatir oleh keadaan Helena yang Alice tinggal.

Helena saat itu masih belum sadarkan diri, pun juga Ophalia yang terus menerus memaksakan diri untuk melatih kemampuannya.

Hari-hari Alice berada di ruangan ini tidaklah lain melainkan hanya rasa bosan yang menghampirinya. Kaisar Roseline nyatanya tak lagi menemui Alice sejak hari itu, hanya dua orang anak buahnya—yang menangkap Alice di Cartland—beberapa kali sempat menginterogasinya.

Kini Alice tengah terduduk di sudut ruangan, nasib baik tangannya sudah lama tidak lagi diikat, ia kini hanya menanti kapan seorang pelayan akan datang. Dari apa yang tertulis dalam surat, seorang pelayan akan datang dan membantu Alice untuk pergi keluar dari tempat ini.

Itu hal yang baru. Karena biasanya seseorang yang mengantarkan makanan untuk Alice bukanlah seorang pelayan, melainkan salah satu dari anak buah Hardin. Setelah memberi Alice sepotong roti atau segelas air minum, ia akan diam dan menyaksikan bagaimana Alice kemudian mau tidak mau mesti mengisi perutnya dengan makanan tersebut.

Rasanya aneh untuk menyantap makanan sembari diperhatikan secara terang-terangan, terlebih oleh seseorang yang menculiknya.

Tatapan Alice sedari tadi terpaku pada dua pintu di arah yang berlawanan. Satu pintu di sisi lain adalah tempatnya memasuki ruangan ini, sedangkan pintu lainnya adalah tempat di mana Hardin lalu pergi meninggalkannya dengan ekspresi marah.

Alice tidak tahu apa yang telah ia perbuat hingga bisa membuat lelaki itu merasa geram melihatnya. Alice juga sesungguhnya tidak tahu apa alasan dan gunanya ia berada di tempat ini.

Ia bukan orang penting.

Menyekapnya tidak akan memberi manfaat apapun terhadap Roseline. Walau nyatanya terkadang dua orang yang menculiknya itu tak gentar-gentarnya mencoba mengorek informasi tentang Dellway.

Oh, dan hal lainnya adalah, bahwa perempuan berambut abu-abu itu ternyata adalah penyihir yang pernah berbuat kekacauan di Dellway. Itu kenapa perempuan itu bertingkah seolah telah mengenal Alice, nyatanya ia justru baru bertemu Alice barang sekali, itu pun dalam wujud orang lain.

Selang beberapa menit, salah satu pintu pun terbuka pelan—pintu tempat di mana Alice dibawa masuk ke ruangan ini—seorang pelayan perempuan berambut pirang berjalan pelan, sempat menoleh waspada ke arah sekitar. Ia lalu menutup pintu dengan cepat, langsung menghampiri Alice.

Alice yang mendapati keberadaan perempuan itu langsung beranjak berdiri. Inikah seseorang yang akan membawanya pergi keluar?

"Kau masih memakai kalungnya?" tanya perempuan itu, mendesak dan terburu-buru.

Alice mengangguk cepat, ia langsung menarik kalung berliontin kaca yang ia sembunyikan di balik pakaiannya itu.

"Cepat ubah penampilanmu. Aku telah memasang ilusi yang membuat orang-orang diluar sana mengira aku datang kemari bersama seseorang. Cepat! Rambutnya hitam, dan keriting!"

Alice sempat terkesiap mendengar apa yang perempuan itu katakan, ia lalu mengangguk dan menyentuh liontin tersebut, memejamkan mata seraya mencoba membayangkan rambutnya berubah hitam dan keriting.

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang