"Kau sungguh sudah sangat siap untuk melakukannya?" Rafaelt kembali melontarkan pertanyaannya pada Helena, gadis itu masih berbaring seraya menatap kosong ke arah jendela.
"Sekarang ataupun nanti, semuanya akan terasa sakit, Rafaelt. Jika satu-satunya cara adalah dengan melakukan penyucian, lebih cepat lebih baik."
Rafaelt menatap Helena dengan pandangan yang sulit diterjemahkan, "Dengar, Helena," ucapnya mengambil tempat duduk di sisi tempat tidur Helena. "Jika kau tidak sanggup, kau bisa menyerah—"
"Aku tidak ingin menjadi Nolatds, Rafaelt! Tidakkah kau mengerti itu? Sudah cukup lama aku bersembunyi hanya karena ... hanya karena kemampuanku yang terkutuk ini."
"Kau tidak terkutuk, Helena."
"Lalu apa? Katakan padaku, kalimat apa yang bisa menghiburku?"
Rafaelt terdiam sejenak, ia menunduk dan mengusap rambutnya frustrasi, "Setidaknya kau harus tahu bahwa tindakan ini hanyalah ... percobaan. Tidak ada yang bisa menjamin kau akan—"
"Rafaelt," panggil Helena, menangkup pipi lelaki itu. "Aku selalu kuat. Aku tidak akan mati hanya karena air."
Netra lelaki itu membulat, "Kau yang berkata padaku bahwa air itu terasa membakar, lalu kau sekarang ingin bermandikan air itu?"
Lelaki itu mendengkus, membuang pandangannya ke arah lain, beranjak berdiri dan berjalan tidak tenang. "Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku harus mendukung pernyataan perempuan itu. Maksudku, dia bukan orang Dellway, dia bukan Ishvela ataupun Nolatds. Mengapa ia bisa berpikiran untuk melakukan ... penyucian?"
Perempuan yang Rafaelt maksud adalah Lyra. Teman Sariel, perempuan berambut hitam dengan wajah jelita, Helena mengenalnya sudah cukup lama, tetapi gadis itu pun sama sekali tidak mengetahui lebih tentang Lyra.
Beberapa pekan yang lalu, ketika Helena kehilangan kesadarannya setelah pingsan berhari-hari. Julia, Farley, dan seluruh orang yang menyaksikan bagaimana Helena kembali kehilangan kesadarannya langsung menghadap Ratu Idrina, dan sejak saat itu, Sariel dan Lyra ambil andil dalam permasalahan Helena.
Helena tidak tahu banyak, sebab ia terlalu sering kehilangan kesadarannya. Bahkan pada luka di punggung tangannya yang tiba-tiba mengeluarkan banyak darah, Helena lagi-lagi kehilangan kesadarannya. Darah itu terus keluar, menembus perban Helena pada beberapa jam sekali, itu cukup merepotkan sebab Helena mesti mengganti perbannya berkali-kali.
Dari orang-orang yang ikut campur dan ambil andil dalam pemecahan masalah Helena, gadis itu hanya mendapatkan pesan bahwa satu-satunya cara yang mungkin paling bisa menyelamatkan Helena dari serangan Svatigais adalah; dengan mengenalkan Svatigais pada Helena.
Atau dengan kata lain, penyucian.
Lyra adalah orang yang pertama kali mengusulkan hal tersebut, dan memang ternyata Ratu Idrina pun telah berpikiran demikian. Sesederhana pemikiran bahwa 3 pusaka yang ada di Auduma sebenarnya memiliki dua energi dari Ishvela dan Nolatds—sebab keberadaan Nolatds sendiri berasal dari energi Vrakarion—pusaka yang telah hancur—dan bukan tidak mungkin bahwa Svatigais juga memiliki energi Nolatds.
Rafaelt, sebagai seseorang yang memiliki akses khusus terhadap Perpustakaan Lounne—sebab ayahnya adalah penanggung jawabnya—pun akhirnya mendukung pernyataan tersebut, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan riset terhadap rencana yang akan dilakukan.
Seperti konsep mengobati orang keracunan dengan racun lainnya, meski berbahaya tetapi tetap memiliki kemungkinan selamat, seperti mengundi koin dengan dua sisi. Itulah yang akan diterima oleh Helena.
Satu-satunya perantara yang bisa dihasilkan dari Svatigais hanyalah air, sebab hanya unsur itulah yang dipakai oleh Svatigais untuk menggunakan kemampuannya. Jika sebelumnya air-air itu hanya digunakan untuk mengawasi keberadaan seseorang, atau mencari kehadiran seseorang, kali ini air-air itu akan digunakan untuk membasuh tubuh Helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔
FantasyTatkala sebuah dataran menyimpan suatu hal. Laksana cermin, menyerupai mata pisau. "Dahulu kala, orang-orang dengan pakaian bersih dan bercahaya datang dari bintang memberikan hadiah pada raja kami. Auduma diberkati dengan banyaknya anugerah." ...