Ophalia menyisir rambutnya ke belakang, gadis itu lalu mengeratkan mantel miliknya, menghela napas dan menoleh ke sekitar. Uap pun keluar dari helaan napas Ophalia. Suhu Dellway semakin lama semakin rendah, Ophalia yakin musim dingin sudah dimulai—jika dilihat dari penanggalan pada umumnya. Tetapi sampai sekarang, Dellway belum menerima salju pertamanya.
"Ophalia," sapa Veora, melangkah mendekati Ophalia dengan kening yang berkerut, kedua tangannya bersemayam dengan nyaman di dalam saku mantel.
"Ah, aku berniat untuk melihat-lihat keadaan di kamp. Aku jarang berkunjung kemari."
Veora mengangguk mengerti, "Masuklah. Mereka sedang sibuk berlatih. Aku datang kemari ingin menyampaikan sesuatu pada Andreas—tapi sepertinya kau bisa menyampaikannya untukku."
"Ya?" Ophalia tampak tidak mengerti—pura-pura tidak mengerti.
Veora tersenyum tipis, ia lalu menepuk pundak Ophalia, "Sampaikan pada Andreas bahwa aku dan Merlin akan ... pergi. Barangkali ia kebingungan seperti anak hilang atau apa," ucap Veora, langsung berbalik tanpa sempat membiarkan Ophalia untuk menolak atau memberikan respons.
Ophalia membuka mulutnya terkejut, ia hendak mengucapkan sesuatu tetapi tertahan—dan Veora pun terlanjur berjalan menjauh.
Gadis dengan surai pirang pendek itu lalu mengatupkan rahangnya. Merasa bahwa ... semua ini disengaja.
Baiklah, itu terlalu buruk untuk menganggap bahwa Veora melakukan itu dengan sengaja. Tapi intinya sekarang Ophalia justru memiliki tanggung jawab untuk menemui Andreas.
Ophalia sudah lama tidak bertemu Andreas, sejak saat di mana lelaki itu menunjukkan bukti tentang keterkaitan Ariadne sebagai dalang dari pemberhentian Ophalia sebagai Guardian.
Oh, dan Ophalia juga belum sempat menjenguk Helena. Sudah sepekan berlalu sejak Helena tidak sadarkan diri, dan Ophalia terlalu disibukkan oleh banyak hal. Alice pun diketahui telah pergi mendatangi Cartland untuk hal yang sepertinya berhubungan dengan buku Putri Resha yang pernah Ophalia serahkan pada Matthias.
Akhir-akhir ini Nolec semakin gencar menekan Ophalia agar sebisa mungkin bisa mengendalikan kemampuannya. Semakin lama, orang-orang di sekitar Ophalia tampak sangat menantikan kelanjutan dari mimpi—penglihatan—yang Ophalia alami.
Matthias sudah melakukan berbagai macam pencarian tentang siapa itu Aennish, dan sampai sekarang lelaki itu belum menemukan titik terang.
Semalam Ophalia memimpikan Aennish, tetapi hari ini ia justru memilih untuk mendatangi Kamp Pelatihan Militer Dellway yang berada di Verdandi, alih-alih melaporkan hasil dari penglihatannya pada Nolec atau pada Ford.
"Aku datang kemari untuk menghindari Nolec dan Ford ... tetapi aku tidak bisa lagi menghindari Andreas," gerutu Ophalia, ia menatap bangunan di depannya dengan tatapan pasrah. Gadis itu pun akhirnya melangkah melewati gerbang, mulai memasuki kawasan kamp.
"Ophalia, sudah lama sekali kau tidak mampir kemari." Suara serak seorang pria terdengar dari arah samping, Ophalia mengangkat kedua alisnya, ia lalu terkekeh pelan.
"Benar. Karena itulah aku datang kemari," jawab Ophalia.
Koad, salah seorang Kapten yang dimiliki Dellway, ia memimpin beberapa peleton. Ia juga cukup akrab dengan Ophalia di masa-masa awal Ophalia berada di Dellway.
Saat itu, Ophalia sering mendatangi tempat ini, dan Koad adalah seseorang yang pertama kali menerima Ophalia, ia bahkan menunjukkan ketertarikannya terhadap sistem Guardian, dan banyak menanyakan hal terkait hal tersebut.
"Bagaimana kalau kita berduel?" Koad memberikan tawaran duel, pria dengan kulit gelap serta rambut ikal itu menatap Ophalia seraya tersenyum miring, berkacak pingang menanti jawaban dari Ophalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔
FantasyTatkala sebuah dataran menyimpan suatu hal. Laksana cermin, menyerupai mata pisau. "Dahulu kala, orang-orang dengan pakaian bersih dan bercahaya datang dari bintang memberikan hadiah pada raja kami. Auduma diberkati dengan banyaknya anugerah." ...