16. Dongeng Nyata

91 25 6
                                    

Helena menatap Sariel dengan tatapan canggung, berkebalikan dengan Sariel yang justru duduk santai sembari sesekali meminum secangkir teh miliknya.

Sudah beberapa pekan berlalu sejak kedatangan Sariel ke Dellway — beserta Lyra, Finnegan, dan Tyler — dan Helena baru sempat bertemu empat mata dengannya.

Perempuan dengan rambut hitam legam itu beberapa kali melirik ke seisi kedai ini, beberapa pengunjung menatap Sariel dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, beberapa justru merasa salah tingkah karena tidak sengaja beradu pandang.

"Jadi ... kau adalah mata-mata Ratu? Kau tidak bilang kalau kau adalah orang Dellway," ucap Helena memulai pembicaraan.

"Memang bukan." Sariel menjawab dengan sorot mata yang masih melirik ke sekitar.

Kening Helena berkerut, gadis itu lalu menunduk dan meminum tehnya. Sariel tampak sangat tenang dan santai, ia duduk bersandar dengan sebelah kaki bertopang, sibuk memperhatikan sekitar.

"Lalu, dari mana kau tahu bahwa aku adalah Helena? Aku tidak memperkenalkan diri sebagai Helena, seingatku."

Sariel akhirnya beralih menatap Helena, perempuan itu tersenyum miring, "Memang tidak. Kau memperkenalkan diri sebagai Lena."

"Lalu bagaimana bisa kau — dan teman-temanmu — langsung mengetahui nama asliku?" Helena menatap Sariel menuntut jawaban.

Sariel mengerjapkan matanya beberapa kali, ia lalu menunjuk bola matanya, badannya mendekat ke arah Helena, "Kau tidak lihat ini?"

"Apa?" Helena mengerutkan keningnya tak mengerti, apa yang salah dari matanya.

Melihat respons Helena yang tidak bisa menangkap maksud Sariel, gadis itu menghela napas, "Mataku berwarna ungu —"

"Ya ... aku tahu —"

"Itu berarti aku bisa membaca identitasmu." Sariel memotong ucapan Helena dengan cepat.

Dua detik diisi keheningan, Helena menatap Sariel tidak mengerti, gadis itu mengerutkan alisnya, "Apa maksudmu?"

"Kau sungguh tidak paham?" Kali ini Sariel yang menatap Helena terkejut, perempuan itu lalu menyisir rambutnya ke belakang, "Kukira kau sudah cukup paham karena sudah tinggal lama di sini."

"Berhenti berbasa-basi. Katakan saja."

Sariel pun terkekeh, ia kembali menyandarkan punggungnya, "Aku ini Hazarn, Helena. Aku adalah Ishvela. Di hari pertama aku bertemu denganmu, aku sudah tahu identitas aslimu. Putri Lindsey yang kab—"

Belum sempat Sariel melanjutkan omongannya, Helena dengan cepat membekap mulut perempuan itu, membuat Sariel akhirnya bungkam seketika.

"Semua orang di dataran ini sekarang mengira aku sudah mati. Sekarang aku bukanlah Putri Helena," bisik Helena pelan, takut-takut ada seseorang yang mendengar.

Dengan gerakan pelan, Sariel pun melepaskan tangan Helena, ia pun terkekeh pelan, "Baiklah, jadi, kau sudah mati?"

Helena mengangguk samar.

Para rakyat biasa di Dellway hanya mengenalnya sebagai gadis yang dibawa oleh Ratu — begitu pun halnya dengan Ophalia dan Alice. Tidak ada rakyat Dellway yang mengetahui bahwa Helena sebenarnya adalah Putri Kerajaan Lindsey yang telah 'mati', atau pun mengenal Ophalia sebagai sosok buronan Roseline.

Tetapi untuk Alice, beberapa mengenalnya sebagai kerabat dari keluarga Atwood, bukan sebagai tabib Cartland yang menghilang.

Hening di antara keduanya, Helena kembali menyesap teh rosella miliknya, sempat pula gadis itu melirik ke arah Sariel yang masih tersenyum geli ke arahnya.

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang