Langit telah sepenuhnya terang sejak beberapa menit yang lalu, tatkala Jeffrey merapatkan mantelnya dan mendongak. Salju kembali turun pada tanah Kleypas, tetapi tidak begitu lebat.
Sungguh pagi hari yang amat dingin, tetapi hal ini tidak mungkin menjadi alasan bagi lelaki itu untuk menunda perjalanan yang akan dimulai hari ini.
Sebelumnya, Raja Kleypas tersebut telah memberikan sepatah ucapan singkat pada seluruh rombongan yang akan menemaninya. Doa pula telah dipanjatkan dengan harapan bahwa perjalanan ini akan membawa mereka pada keselamatan dan akhir yang baik.
Tidak perlu menunggu lebih lanjut, beberapa pengawal dan tim keamanan pun sudah mulai memasuki gua satu persatu, berbaris rapi dalam formasi untuk melindungi Raja dan beberapa orang penting lainnya. Dengan langkah dengan penuh rasa waspada dan hati-hati, para prajurit itu memimpin rombongan.
Klaus memanggil Jeffrey pelan, mengatakan bahwa lelaki itu sudah bisa memasuki gua mulai dari sekarang. Jeffrey mengangguk singkat, ia pun melangkah dan meninggalkan tempatnya semula berdiri.
Hingga sebuah langkah dari seseorang yang tengah berlari pun membuat Jeffrey menoleh terkejut. Seorang perempuan terjatuh terjerembab pada tanah yang kini mulai tertutupi oleh salju, ia mendongak dan mendapati bahwa banyak orang tengah menoleh ke arahnya dan memperhatikan.
Sayup-sayup, dari kejauhan seruan-seruan kencang pun terdengar dari beberapa pria. Hal itu membuat Rebecca membelalakkan matanya, dan dengan tubuh bergemetar ia mencoba untuk kembali berdiri. Seraya dipenuhi oleh rasa panik, Rebecca mengedarkan pandangannya ke sekitar, sadar bahwa ia berlari terlalu jauh hingga memasuki wilayah di mana Gua Ortham—yang tengah menjadi pusat perhatian Kerajaan—berada.
Seorang pria berjalan mendekat ke arah Rebecca, penampilan perempuan itu sangatlah kacau. Rebecca bahkan masih mengenakkan gaun tidurnya, rambutnya berantakan disertai peluh yang membasahi pelipisnya. Gadis itu merapikan mantel kusam yang ia kenakan dengan tangan yang bergetar. Jelas Rebecca tengah lari dari kejaran.
"Nona, apa yang terjadi? Anda baik-baik saja?" Pria itu—yang adalah salah seorang pengawal—melontarkan pertanyaan.
Rebecca menoleh terkejut, sepersekian detik kemudian ia pun sadar bahwa di sekitarnya kini dipenuhi oleh orang-orang dengan pakaian kerajaan, para pengawal, prajurit, bahkan beberapa tenda pun berdiri nampak dari kejauhan.
"T-tolong ... biarkan saya bersembunyi. Seseorang mengejar saya ... saya tidak mau ikut dengan mereka. Kumohon ... kumohon," ucap Rebecca langsung menyentuh lengan pria itu seraya memohon belas kasihan.
Jeffrey dari kejauhan memperhatikan hal tersebut. Bagaimana kemudian pria tersebut langsung menghindar dan membuat Rebecca terjatuh, perempuan itu menangis, bahkan duduk bersimpuh tanpa henti memohon belas kasihan.
"Itu adalah Rebecca Zaroch ..." gumam Klaus pada Jeffrey.
Jeffrey tidak merespons banyak selain, "Aku tahu." Lelaki itu terus diam dan tidak bergerak barang sedikit pun.
Beberapa orang pun mulai mengelilingi perempuan itu, beberapa bahkan menarik Rebecca agar berhenti memohon-mohon dalam posisi duduk bersimpuh seperti itu. Tetapi Rebecca semakin lama semakin ketakutan, pakaiannya yang tipis serta rasa dingin yang membuat kulitnya memerah tidak membuat gadis itu berhenti menangis dan memohon belas kasihan. Rebecca ingin bersembunyi, ia ingin pergi sejauh mungkin yang ia bisa.
Atau ia akan kehilangan kebebasan yang sudah susah payah ia perjuangkan.
Suara sayup-sayup seruan pun perlahan semakin terdengar jelas. Terdengar nama Rebecca disebut-sebut, dan itu membuat orang-orang yang di tempat merasa bingung dan keheranan. Apa yang telah dilakukan oleh perempuan bernama Rebecca ini hingga ia mesti dikejar-kejar sepagi buta ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔
FantasyTatkala sebuah dataran menyimpan suatu hal. Laksana cermin, menyerupai mata pisau. "Dahulu kala, orang-orang dengan pakaian bersih dan bercahaya datang dari bintang memberikan hadiah pada raja kami. Auduma diberkati dengan banyaknya anugerah." ...