32. Pertemuan Pengakuan

85 21 5
                                    

Helena menendang kerikil di depannya pelan. Ia sudah tiba di wilayah kota Lounne sejak beberapa saat yang lalu, tetapi gadis itu justru memilih untuk berkeliling kota tak tentu arah alih-alih langsung mendatangi rumah Julia.

Gadis itu mendengkus pelan, ia lalu mendongak menatap langit. Ia masih merasa semua ini tidaklah nyata. Helena kira, tak ada satupun hal yang berhubungan dengan kehidupannya yang sebelumnya akan kembali.

Helena kira, ia tidak akan pernah bertemu dengan Julia. Helena sungguh mengira wanita itu memanglah rakyat Lindsey biasa yang memang pernah mendatangi Dellway—dan pandai berbahasa Auduma.

"Mesham*," panggil seseorang membuat Helena mengangkat kedua alisnya, belum sempat gadis itu menoleh ke sumber suara, ucapan itu kembali berlanjut berupa lontaran pertanyaan, "No Nivak*?"

"Mo, Kila*—" Helena membulatkan matanya terkejut, sedetik kemudian senyum pun timbul, "Hansel?" ucap Helena.

Hansel terkekeh, ia lalu merangkul Helena akrab, "Rupanya Nona ini masih pandai berbahasa Auduma, ya ...."

Helena mendecih, ia melirik ke arah Hansel, "Hey, aku belajar mati-matian untuk memahaminya. Lagipula orang-orang di Dellway menggunakan dua bahasa, tentu saja aku pasti masih pandai."

"Haha. Baiklah, Mesham."

"Itu berlebihan memanggilku Mesham. Aku masih terlalu muda untuk dipanggil Nyonya." Helena mendengkus.

"Lalu? Apakah ada kata ganti lain untuk Nona?" tanya Hansel seraya tersenyum miring.

Helena terdiam, ia lalu melirik ke arah Hansel, "Tidak ada, ya?"

Dengan ringan, Hansel mengangguk. "Mesham itu umum untuk para wanita, kecuali kau bukan wanita, maka aku akan memanggilmu Luarsh*."

"Kalau begitu, aku akan memanggilmu Mesham. Kita bertukar posisi," jawab Helena cepat, keduanya lalu terkekeh.

"Apa yang kau lakukan di sini, Helena?" tanya Hansel, membuat kekehan Helena reda seketika, ia menatap Hansel dengan pandangan heran.

"Aku akan bertamu ke rumahmu," jawab Helena.

"Rumahku?" Hansel tampak berpikir sejenak, keningnya mengernyit mendengar jawaban Helena. Tak terlalu lama, lelaki itu lalu langsung membuka mulutnya, tertahan ingin mengucapkan sesuatu, tetapi kembali bungkam. "Kau ingin bertemu Ibuku?"

Helena mengangguk, "Ibumu mengundangku," jawab Helena. Gadis itu lalu menyikut pinggang Hansel pelan, "Ternyata kau, putra yang dibicarakan olehnya."

"A-apa? Apa maksudmu?" Hansel menatap Helena tidak paham, tetapi Helena hanya menyeringai jenaka, ia melepaskan rangkulan Hansel pada pundaknya dan melanjutkan langkahnya.

"Hey, tunggu dulu. Apa maksudmu? Ibuku pernah membicarakanku? Apa yang ia bicarakan tentangku?" tanya Hansel bertubi-tubi, ia terus mencoba menyusul langkah Helena.

Setelah berhasil menyejajarkan langkah, Helena pun mengedikkan kedua bahunya, "Aku hanya pernah mendengar bahwa Julia memiliki putra yang sedang sibuk di Cartland saat itu, rupanya itu kau."

Hansel mengangguk lega mendengar penuturan dari Helena. Keduanya kemudian berjalan beriringan, mungkin bertujuan sama untuk mendatangi rumah Julia.

Tidak ada yang tahu ke mana Hansel sebenarnya hendak pergi sebelumnya—ia tampak tidak ingat bahwa ia memiliki rumah. Wajar saja, selama Julia tidak lagi tinggal di Dellway sejak 5 tahun yang lalu, Hansel malas untuk pulang ke rumah, ia biasanya menyewa penginapan sehari dua hari di dekat ibukota, atau jika ingin berhemat Hansel biasanya menumpang di rumah Matthias.

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang