33. Gue...Like Lo

684 113 19
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

-•••-

"Udah lama ya gak kesini?"

Pertanyaan Hawa memecah keheningan yang terjadi. Farel mengangguk. "Iya, Terakhir juga dua bulan yang lalu."

Hawa tersenyum, Dia bantu Farel buat bersihin makam ibu Farel. Semakin dia bersihin, Semakin terbayang bayang gimana dalamnya rasa sakit Farel waktu itu.

Nyaksiin ibu nya meninggal ditangan ayahhnya sendiri, Wanita yang udah ngelahirin cowok itu yang diliat pake matanya sendiri udah tersungkur dilantai dengan darah dimana-mana.

Farel kaget pas liat Hawa nangis sesegukkan, Dia senyum pas tau apa yang bikin pacarnya itu nangis.

"Sayang, Kamu inget kan ibu gak suka liat kamu nangis?" Kata Farel begitu lembut.

Hawa mengangguk. Dulu semasa SMA, Hawa memang dekat dengan keluarga Farel, Bahkan sampai sekarang. Hawa paling dekat dengan ibu Farel. Dan itu lah alasan mengapa Hawa menangis. Dia merindukkan sosok lemah lembut ibu Farel padanya.

"T-tapi aku kangen sama ibu, Rel...Hikss,"

Farel tersenyum pahit, Dia langsung aja raih pundak Hawa terus bawa bada si Pacar buat dia peluk. "Aku juga kangen sama ibu, Wa." Lirih Farel.

Setelah sesi nangis-nangisan karna kangen, Akhirnya mereka lanjutin bersihin dan doa in makam ibu Farel. Gak sadar, Dari kejauhan Paman sama Bibi Farel natap mereka sambik senyum bahagia.

"Akhirnya mereka dipersatukan lagi ya, Pak?"

Paman Farel mengangguk. "Iya, Bu. Bapak senang lihatnya."

-•••-

Rigel bangun dari tidurnya, Yang pertama dia liat muka nya si Binta yang—Imutnya Aaakkkh! Rigel yang gemes pun milih gigit tangannya, Emang udah gila nih dia.

Binta kebangun karna pergerakkan Rigel, Diem, Hening, Sunyi, Sepi, Canggung, Itu yang mereka rasain sekarang.

Rigel nelen ludahnya susah payah pas matanya gak sengaja natap bibir pink alami Binta yang mirip love itu. Terus sekuat mungkin dia alihin matanya, Jangan sampe mereka berbuat enggak enggak nantinya.

"Ekhem, G-gue ke-kekamar mandi dulu. K-kalo lo mau keluar, Keluar aja." Tiba tiba Rigel jadi gugup.

Napasnya tercekat bersamaan dengan detak jantung yang terus berdisko disko. Dia lepasin pelukkan mereka yang ternyata mereka masih betah pelukkan, Terus pergi menuju kamar mandi.

Belum sampe dipintu kamar mandi, Tiba tiba panggilan serak dari Binta bikin Rigel mematung. "Bang.."

Rigel menghela napas sebelum dia balikin bada menghadap ke Binta. Dia naikin satu alisnya natap Binta. Binta beranjak dari ranjang teru jalan ngedeketin Rigel.

KOST RANDOM •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang