45. Sedih atau Bahagia?

801 98 22
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

-•••-

Bintang tersenyum pahit. Bagaimana bisa yang lain punya kisah dengan ending bahagia, Sedangkan dia masih tetap Bintang yang penuh kepedihan.

Sudah sejak lahir tidak pernah dianggap, Sekarang dia harus nerima satu fakta lagi, yang lebih pahit dari apapun yang pahit dihidupnya.

Edward
Bang, Ibu meninggal
Edward butuh abang, bapak
udah lama pergi dari rumah bang
Edward sendirian

Setelah membaca pesan itu, Tanpa basa basi lagi Bintang langsung berangkat balik kerumahnya yang dulu. Dia sebelumnya emang masih tinggal dikos, Sama Rigel, Audrey, Rada, Dan Awan.

"

Bu, Bintang belum pernah lho denger ibu panggil Bintang, 'Nak', Tapi kenapa ibu malah pergi...?"

Setiap perjalanan mata Bintang gak pernah berhenti keluarin air matanya, Dunia seakan akan hancur, Walau sejahat apapun ibu nya pada Bintang, Tapi bintang tidak pernah membenci wanita itu, Bintang sangat menyayanginya, Bahkan impian Bintang dulu bukan lah Impian yang besar, Hanya saja menurut Bintang itu adalah impian besar untuk Bintang, Impian dipanggil oleh sang ibu dengan sebutan 'Nak' dan dianggap keberadaannya sebagai anak oleh ibu nya.

Tangan Bintang bergetar, Dia udah gak kuat buat gas pedal motornya lagi. Bersamaan hujan turun, Membasahi bumi dan Bintang yang masih menangis.

"B-bintang, Sayang sama Ibu, Maaf, Kalau Bin-bintang malah pergi jauh dari ibu...."


-•••-


Suara suara orang orang yang tengah membaca Al-Qur'an terdengar ditelinga Bintang saat langkahnya hampir ke pintu rumah yang terbuka. Orang orang disana menatap bintang dengan tatapan kasihan.

Edward, Si adik kecil yang dulu sangat Bintang sayangi kini sudah tumbuh besar, Pemuda itu berlari kearah Bintang dan memeluk tubuh rapuh si abang.

"Bang....I-ibu bang~" tangisnya.

Bintang semakin lemah, Kaki nya seakan akan dihantam benda keras hingga terasa seperti ingin jatuh. Tak kuat menahan beban tubuhnya lagi.

Seorang wanita paruh baya menghampiri Bintang, Dia, Ibu Binta. Wanita yang sangat tulus menyayangi Bintang saat kecil hingga sekarang.

Edward melepaskan pelukannya, Beralih memeluk kekasihnya yang juga ada disana. Maria—Ibu Binta, Mengusap kepala Bintang.

Tatapan Bintang beralih kearah Maria. "Bibi..." lirih Bintang.

KOST RANDOM •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang