.00.

103K 4.5K 56
                                    

Disaat itu, badannya tidak terasa lagi. Seluruh bagian tubuhnya mati rasa.

Pakaian yang biasa dirinya pakai selalu mewah dan elegan, kini hanya tersisa gaun putih lusuh dipenuhi tanah dan darah.

Badan ringkihnya tidak lagi kuat menahan beban.

Jangankan untuk berdiri, terduduk pun rasanya seperti semua tulang dalam tubuhnya lenyap.

"IBU!"

Mata sayunya terbuka, runggunya mencoba menangkap suara familiar yang selalu memanggilnya.

"LEPASKAN IBUKU!"

Benar, itu suara putranya.

Ellerish, wanita itu mengangkat kepalanya dengan penuh susah. matanya memburam, kepalanya terasa berputar hebat. Rasanya sakit, seperti sesuatu menghantam tempurungnya.

Ia butuh mengedipkan mata berulang kali untuk melihat.

Hingga jelas, disana. Tubuh kecil itu diseret paksa tanpa lembut, tubuh kecil itu juga terluka. Dipenuhi lebam, dan beberapa goresan membuat hatinya teriris.

Apa yang terjadi padamu putraku?

Ellerish hanya mampu menatap, matanya menatap kemana mereka menyeret tubuh kecil sang buah hati.

Eleuther.....

Hatinya menjerit menyerukan nama sang putra, bibirnya terbuka tapi tak mampu lagi bersuara. ia tak memilikinya lagi.

Mereka membuatnya bisu. Merusak pita suara miliknya hingga tak lagi berfungsi.

BRUK!

"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA IBUKU?!"

Bocah kecil itu berani membentak dan berseru lantang pada orang orang disana, matanya sama sekali tak gentar bahkan setelah dirinya dipukul.

Eleuther akan bangkit untuk kembali memancarkan pandangan menantang dan tajam miliknya.

Ellerish menangis.

Melihat bagaimana buah hatinya diperlakukan kejam.

Disamping anak itu ada sahabatnya, pria yang selalu membelanya, melindunginya, pria itu tampak lemah dengan satu kaki.

Benar.

Kakinya pun menjadi sasaran kekejaman mereka. Para mahluk bajingan disana.

"Diam bocah sialan!" Bentak dari wanita yang menjadi istri kedua suaminya.

Duchess kediaman ini, mengapa? Harusnya ellerish karena ia adalah istri pertama dan satu satunya istri sah disini.

Mungkin memang gelar itu tersemat padanya, tapi perlakuan semua orang padanya seperti menganggap ia lebih rendah dari seorang budak.

Lilian. Wanita ular berkepala unta itu bergelayut manja pada suaminya.

Suami?

Mungkin hanya ellerish yang menganggapnya. Dia bahkan tidak sudi mendengarnya.

"Jadi apakah anak yang akan menonton ibunya dipenggal atau ibu yang menonton anaknya dipenggal?" Tanya lilian dengan senyum.

Seperti itu adalah lelucon dan perbuatan tak berdosa.

"Terserah." Jawab singkat Elldrich.

Suami yang menyaksikan dan memberikan hukuman mati pada keluarganya sendiri.

Untuk istri dan anaknya atas titah dirinya.

"Baiklah. Bagaimana jika pria pemberani itu terlebih dahulu? Aku rasa tenaganya hampir habis karena aku meminta kakinya."

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang