.56.

20.7K 1.8K 53
                                    

Sinar surya merengseng masuk, menembus pada celah celah kelambu jendela. Ruang kamar yang semalam temaram kini terang.

Baju baju berserakan dilantai, meninggalkan sang pemilik. Sepasang pengantin yang baru melaksanakan hari bahagia kemarin, masih tertidur nyaman.

Dengan posisi si wanita tertidur diatas tubuh si pria, kepalanya bersandar pada dada bidang suaminya.

Leo yang pertama membuka mata, pria itu terganggu dengan sinar matahari yang masuk.

Ia mengangkat tangan, menjadikannya sebagai penghalau untuk wajah istrinya.

Ellerish, berhenti mengkerutkan kening. Wanitanya itu kembali mendusel nyaman.

Bibir leo tertarik senyum, sebelah tangan lainnya mengelus kepala ellerish hingga kepunggung.

Hari ini, mungkin dimulainya hari dirinya banyak tersenyum. Leo menyandarkan pipinya kekepala ellerish, sesekali dia menciumnya.

Tidak mau membangunkan, leo sabar menunggu sampai istrinya bangun.

Sampai cukup lama ia menunggu, hingga ellerish bangun.

Ketika membuka mata, perempuan itu disambut wajah tampan leo. Ia mencium sekilas bibir ellerish.

"Selamat pagi, istriku." Suara berat serak leo masuk sopan ketelinga.

Ellerish melirik tubuh mereka, masih tertutup selimut.

Wajah hingga telinganya memerah, ia menggulingkan tubuhnya kesamping mencoba membuat jarak dan menarik selimut hingga separuh wajah.

"Terimakasih." Bisik leo ditelinganya, ellerish meremang. Ia menjauhkan kepalanya.

Mengulum bibir gemas, kedua tangannya menarik pinggang ramping ellerish.

"Istriku, bolehkah aku menciummu seharian ini seperti semalam?"

Ellerish memukul kecil dada leo. "Leo aku malu!" Cicitnya.

Tergelak. Leo memeluk gemas istrinya.

Pria itu tidak bisa berhenti merasa gemas, semua tingkah malu malu kambing ellerish sangat lucu dimatanya.

"Kau sangat menggemaskan. Bisakah aku memelukmu saja hari ini?"

"Tidak. Aku lapar."

"Mau mandi dulu?"

Ellerish mengangguk.

Leo membawa ellerish beserta selimutnya kedalam kamar mandi, sedangkan dirinya tidak memakai apapun.

•••

"Buu~ buu~"

Tangan kecil itu melambai lambai, ellerish memincing melihat tampilan putranya. Ia menghela napas digendongan leo.

Suaminya mengendong ellerish dari kamar, ia memiliki sedikit insiden untuk tidak bisa berjalan.

"Keponakan!" Matthew ikut melambai senang, mereka duduk dihalaman depan dengan cat air dan kertas.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya ellerish.

"Sepertinya cucu memiliki bakat dalam seni, dia mencoret coret seluruh kertas kerjaku. Jadi— aku mengajaknya melukis!"

Batita empat belas bulan mana tau melukis?

Leo menggeleng pelan, menurunkan perlahan istrinya. Ellerish duduk disamping eleuther, ia hanya memperhatikan putranya.

"Aku hampir tidak bisa mengenali anakku, kau lebih mirip monyet sirkus." Gumamnya ikut memoleskan cat air kedahi eleuther.

Hanya bagian itu yang belum terkena coretan. Ellerish tertawa.

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang