.21.

37.4K 2.9K 24
                                    

"Dia mau kemana?"

Ellerish menyipitkan mata, melihat Elldrich berjalan menuju bagian belakang Dukedom.

Bagian kastil yang paling jarang dijamah, sejak dulu. Walaupun dikehidupan pertamanya, Ellerish tidak pernah memasuki tempat ini.

Ia pernah mengikuti Elldrich karena penasaran, tapi berakhir dimaki pria itu.

Jadi kini, Ellerish ingin tau apa yang Elldrich sembunyikan dikastil ini.

Daripada sebuah kastil, tempat ini lebih terlihat seperti hutan!

Mengapa banyak sekali tanaman liar, ia menarik gaunnya sepenuh hati. Sebenarnya apa yang ada disini?!

Kenapa tidak terurus sama sekali?!

Ellerish masih berusaha menarik gaunnya yang tersangkut diantara tanaman tanaman berduri.

"Aku akan— memotong— habis semua tanaman— tanaman sialan—

Bruk!

Ellerish mendesis lirih, melirik sisi bawah gaunnya robek dan masih tertinggal diantara duri duri itu.

"Apa kau baik baik saja sayang? Maafkan ibu!" Ellerish mengelus perutnya.

Menatap penuh dendam, Ellerish menunjuk tanaman yang merusak gaunnya.

"Aruit!"

Puas— setelah membuat semua tanaman jelek itu mengering, Ellerish kembali mencari sosok Elldrich.

Pria itu hanya diam didepan tumpukan batu.

Apa dia memuja batu?

Ellerish hanya diam mengamati bersama nyamuk nyamuk yang membuat tubuhnya timbul ruam.

"Sybil."

Itu adalah nama yang tertera pada tumpukan batu itu.

Siapa itu Sybil?

Apakah kekasih Elldrich yang lain?

"Benar benar bajingan— dia memiliki banyak wanita."

Kesal. Ellerish menendang tumpukan tumpukan batu itu, biarkan saja roh didalamnya mengamuk!

"Apa itu?!"

Ada satu kertas terselip, berisi lukisan seorang wanita dengan bayi kecil digendongannya.

Keningnya berkerut.

"Apa dia memiliki istri dan anak sebelumnya?!"

Haha— Ellerish tertawa sumbang.

"Jadi aku bukan istri pertama?! Apakah aku ini adalah selirnya?!"

Haish!

Elldrich brengsek!

Ellerish kini memandang prihatin wanita dilukisan itu.

"Kenapa dia menerima pertunangan jika memiliki istri dan anak— kau pasti sangat sedih disana, nona Sybil."

•••

Matanya menatap kesal punggung pria didepannya, Ellerish melempar kipas ditangannya.

Erasmus berbalik.

"Ada apa, Duchess?" Tanyanya mencoba tersenyum.

"Berhenti mengikutiku! Kau kembali saja pada si dungu Elldrich!"

"Tapi saya berjalan didepan anda, bukankah anda yang mengikuti saya?"

"Kau! Kau sama menyebalkannya dengan si busuk Elldrich!"

Erasmus menghembuskan napas panjang, ia lebih baik diutus untuk berperang selama sebulan penuh daripada menghadapi Ellerish!

Jika dulu! Mungkin wanita ini akan sedikit lebih mudah diatur.

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang