.13.

39.9K 3.2K 34
                                    

"Jadi—— apa yang ingin kau bicarakan?"

"Aku punya perjanjian untukmu."

"Perjanjian?" Dahi elldrich berkerut.

"Apa permintaanmu belum cukup?" Lanjutnya bertanya.

Ya. Pria ini tidak akan pernah berubah.

"Katakan saja jika kau keberatan dan siap menerima hukuman kaisar."

"Kau mengancamku?"

Mengacam apanya.

Ellerish bahkan lebih berharap si brengsek didepannya ini melanggar saja supaya mereka tidak jadi menikah.

"Apapun anggapanmu. Aku hanya mengajukan tiga permintaan, yang pertama jangan pernah mengatur dan melarangku maka aku juga tidak akan perduli dengan urusanmu. Kedua— aku tidak ingin berada dalam satu ruang lingkup dengan kekasihmu."

Elldrich kembali berkerut bingung, pria itu ingin mengeluarkan protes sebelum ellerish menyela.

"Aku tidak perduli kalian berkumpul dalam satu kamar, yang terpenting jangan berada dalam satu ruang lingkup denganku."

"Baiklah. Apa yang ketiga?"

"Jika wanitamu menyakiti anakku maka jangan salahkan aku jika membuatnya kehilangan anggota tubuh atau nyawanya."

"Apa maksudmu, lilian tidak akan melakukan itu."

Ya ya. Terus saja bela supaya kau tetap bodoh.

"Berlaku juga untukmu— jika kau melukai anakku maka jangan berharap bisa melihatnya lagi."

"Aku tidak mungkin menyakiti darah dagingku sendiri."

Nyatanya kau menyiksa dan membiarkannya terbunuh.

"Hanya itu permintaanku. Aku harap kau menghafalnya diluar kepalamu."

•••

Ellerish berjalan jalan disekitar barak dalam dukedom, ia mengamati para ksatria yang tengah berlatih.

Ia juga mengamati hardin, pemuda itu tampak sangat serius dengan latihannya.

Ellerish tau, sejak awal hardin memiliki bakat dalam hal bela diri dan perpedang. Baru beberapa hari dia berlatih, tapi sudah mampu menandingin para ksatria lainnya.

Ellerish bertepuk tangan saat hardin berhasil melumpuhkan lawannya.

"Kerja bagus, ksatria welsh." Pujinya.

Hardin menundukkan kepala, ia tak menyimpan kembali pedangnya.

"T—terimakasih, l—lady."

"Kemampuan berpedangmu sudah meningkat, kau harus lebih percaya diri."

"S—saya akan b—berusaha."

"Apa kau butuh terapis untuk membantumu?"

Hardin menggeleng. "L—lady sudah b—banyak membantu k—keluarga saya."

"Hardin...."

Ellerish menatapnya. Hardin ikut terdiam, kepalanya bertanya tanya.

"Ketakutan dan rasa tidak nyaman itu hanya dirimu sendiri yang melawannya, semua orang memiliki rasa takut akan suatu hal."

Hardin memandangnya dengan bingung, kerutan halus timbul pada dahinya.

"Aku tau— kau sudah berusaha keras melawannya, tapi berusaha lah sedikit lebih lagi." Ellerish tersenyum tulus.

"Kau harus bisa menyelamatkan dirimu sendiri, tidak ada yang bisa kita andalkan didunia ini." Lanjutnya.

Matanya memandang jauh, ellerish itu terkadang terlihat seperti nona bangsawan yang sangat angkuh dan tidak perduli sekitar.

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang