.43.

24.9K 2.1K 35
                                    

Ellerish pulang dengan rambut setengah kering dan baju yang basah, ia menekuk wajahnya sepanjang perjalanan.

Suasana hatinya buruk hari ini, ia masih kesal dengan dua pirang sialan itu!

Mereka terlibat adegan siram menyiram teh, ellerish hanya tidak menerima mereka menyiram priscilla manis tapi bodohnya dengan teh tanpa unsur.

Punggung tangannya juga merah, menghindari teko panas yang dilempar kembar pirang gila itu.

"Mengesalkan sekali, tunggu sampai aku mengecat paksa rambut mereka menjadi kuning dengan kotoran kuda!" Dumelnya sepanjang jalan.

Menghiraukan banyak tatapan aneh dan cemooh dari para pelayan, sudah dikatakan mereka tidak suka padanya kan?

"Erish!" Leo tak bisa menahan rasa terkejutnya melihat tampilan ellerish.

Ia menyingkirkan sebagian rambut basah dan lengket ellerish yang menutupi dahi kematanya.

"Tanganmu—

Leo meraih tangan ellerish, mengapit tangan kecil itu pada kedua telapak tangannya. Ia merapal mantra.

Luka lepuh itu menghilang, tangannya kembali seperti semula.

"Siapa namanya?" Pria itu berucap membingungkan, ellerish tidak paham. Hanya mengkerutkan kening.

"Orang yang membuatmu mendapatkan ini, aku butuh namanya. Siapa namanya?" Pria itu melanjutkan ucapannya.

Ellerish baru mengerti.

"Ah! Bukan masalah besar, aku dan priscilla terlibat pertengkaran kecil. Mereka memang menyebalkan, lagipula aku tidak tau namanya. Dia hanya teman academy priscilla."

Leo menghembuskan napas panjang, merogoh sapu tangan dikantungnya. Leo menyeka bekas bekas air teh dirambut dan sekitar wajah ellerish.

"Apa perutmu baik baik saja?"

"Hm! Dia baik, tentu saja anakku tadi juga sangat bersemangat untuk membuatku mencakar meremas wajah itu!"

Dasar, ellerish masih bisa tersenyum padanya.

Leo menggeleng.

Sepertinya ellerish butuh mandi dan membersihkan diri, pasti rasanya tidak nyaman.

"Leo!" Pekiknya, tubuhnya melayang dengan bebas. Leo mengendongnya.

"Kakimu membengkak lagi, kau pasti banyak berjalan."

Leo meraih kaki ellerish hati hati, pria itu melepas sepatu ellerish tanpa menurunkan gendongannya.

Ia hanya berhati hati agar tidak membuat calon ibu muda terjatuh.

"Aku hanya senang melihat lihat dan mengunjungi beberapa tempat."

"Besok aku tidak mau kau keluar seorang diri lagi, bawa beberapa ksatria."

Ellerish merenggut tak setuju, tapi dia hanya diam dan merapatkan tangannya dileher leo. Pria itu mulai berjalan membawanya kekamar ellerish dilantai dua.

Meninggalkan sepasang sepatu ellerish mengenaskan dilantai.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Kau mau aku saja yang mengawalmu?"

"Kau bisa?!"

"Jika kau mau— aku bisa mengawal dan menemanimu berjalan jalan."

"Tidak—— disana pasti banyak penggemarmu, meskipun kita hanya berpura pura. Tapi tidak boleh ada selir juga."

"Kita bahkan tidak menikah sungguhan."

Ellerish meraup bibir leo dengan tangan dan meremasnya.

"Jadi kau ini sebenarnya suka menjadi makanan yang dikerubungi lalat?! Memang pria itu tidak ada yang bisa dipercaya, mereka semua suka menjadi pusat perhatian wanita."

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang