.27.

37.8K 2.9K 208
                                    

Ellerish kembali ceria seperti hari hari biasa, ia tengah memetik bunga dikebun ibunya bersama isabel.

"Apa duchess lelah?" Tanya isabel.

"Sedikit. Kakiku terasa keram terlalu lama duduk."

"Ingin saya pijat untuk menghilangkan keram anda duchess?"

"Tidak isabel, aku ingin jalan jalan kedepan saja."

Isabel mengangguk, ia membuntuti ellerish berjalan. Sesekali berceloteh jika majikannya itu tidak memperhatikan jalan.

Telinga ellerish tertarik mendengar gosip dari para pelayan, ia tak sengaja melewati dapur.

"Mereka pantas mendapatkan itu, baroness gillian menjadi bangsawan karena menjadi jalang kaisar terdahulu."

"Benar, sekarang anaknya yang menggoda duke vazquez. Bagaimana bisa buah benar benar jatuh tepat dibawah pohonnya."

"Baron julian juga adalah bangsawan yang sangat sombong, dia berlaku seperti terlahir dengan sendok perak saja."

"Aku mendengar putra mahkota yang mengusulkan pada kaisar, apa itu karena kedekatan dengan nona ellerish?"

"Hey! Panggil duchess ellerish. Aku rasa itu karena tuan muda rouvin adalah tangan kanan kepercayaan pangeran mahkota."

"Apapun itu, intinya aku tertawa diatas penderitaan keluarga sombong itu dicabut gelar kebangsawanan nya."

Desmond mengusulkan pencabutan gelar pada keluarga bangkai itu? Ellerish baru mendengarnya.

"Apa kau tau berita itu isabel?"

Isabel belari kecil dirinya tertinggal jauh karena fokus mendengarkan lanjutan berita hangat itu.

"Tidak duchess, saya hanya mendengar sekilas saat menyiapkan sarapan tadi."

"Kenapa gelar mereka dicabut?"

"Mengutuk bangsawan dan menyakiti anda mungkin? Tidak terlalu jelas alasan putra mahkota melakukannya."

"Menyakitiku? Bukankah yang menamparku adalah elldrich, kenapa yang dicabut hanya lilian jelek saja?"

"Saya tidak tau lagi, duchess."

Ellerish tidak membahasnya lagi, ia melihat para ksatria berlatih. Sesekali kepalanya mengangguk membalas sapaan mereka.

"Ada apa dengan keributan diluar?" Tanyanya.

Seorang ksatria menundukkan kepala. "Duke Vazquez terus memaksa masuk untuk bertemu anda sejak semalam, duchess."

Begitukah?

"Biarkan masuk."

"T—tapi duchess, tuan muda rouvin dan duke melarang kami untuk—

"Antar dia ketaman, aku menunggunya disana. Ayah dan kakakku adalah urusanku."

•••

Ellerish terlihat menyesap tehnya dengan tenang, dimeja kecil yang berada dibawah pohon.

"Ellerish aku—

"Duduklah." Ucapnya menyela.

Menelisik penampilan mengerikan elldrich, pria itu dipenuhi darah kering dan luka lebam.

Kemana penampilannya yang selalu terlihat berwibawa, seperti baru dirampok saja.

"Aku— aku tidak dengan sengaja menyakitimu, aku tidak sadar menamparmu."

"Benar, kau sudah tidak sadar sejak dulu."

Elldrich menahan dirinya menyentuh wanita didepannya, ia memperhatikan luka pada sudut bibir ellerish sudah menghilang.

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang