.12.

40.8K 3.1K 14
                                    

Kereta kuda berlogo burung phoenix itu akhirnya sampai, elldrich menjulurkan tangan untuk membantu ellerish keluar.

Masih dengan wajah tertekuk masal, ellerish tak menolak bantuan.

Ia hanya sebal, harus satu tandu bersama elldrich. Mengapa ayahnya dan kakaknya meninggalkannya?!

Mereka disambut baik oleh para prajurit dan pelayan, tentu saja siapa yang tidak tau gelar dua keluarga itu.

"Jangan memasang wajah menyebalkan, mereka akan berpikir kau terguncang karena ocehan rakyat."

"Aku bahkan tidak peduli."

"Tersenyumlah, biasanya kau tersenyum padaku sampai gigimu kering."

Duk!

Elldrich mengaduh.

"Diamlah! Kau membuatku semakin kesal saja!"

Mereka kini terlihat lebih seperti pasangan remaja daripada pasangan yang akan segera menjadi calon orang tua.

"Jangan memegang bajuku! Kau pikir aku ibumu?!" Ellerish mengambil langkah jauh.

"Benar kau calon ibu."

"Hey! Jaga jarak— tetap ditempatmu, minimal kau berada dua meter dari ku!"

"Kau pikir aku ini armadillo?! Jika tersesat jangan berteriak memanggil namaku!"

"Dengan mata tertutup saja aku hafal tata letak istana ini! Lagipun, biar tersesat didalam hutan aku tidak akan memanggil namamu!"

"Kenapa? Kau senang menyebut namaku setiap detik sebelumnya."

"Kau——

"Lady berndsen?"

Berdebatan mereka harus terhenti karena kedatangan putri daniella, ellerish memasang senyum sopan dan elldrich tidak lagi dengan wajah menyebalkannya.

Pria itu lebih diam tak banyak bersuara lagi, dan kembali pada template wajah biasanya.

Datar.

Siapa yang bisa tertipu ternyata dia lebih menyebalkan saat bersuara.

"Salam hormat untuk tuan putri daniella."

"Aku dengar kabar yang beredar, aku ingin mengucapkan selamat atas hal itu."

"Ya?"

"Anda akan segera menjadi seorang ibu. Bagaimanapun seorang anak adalah anugerah yang diberikan dewa."

Ellerish tersenyum kecil. "Tentu saja, dia adalah hadiah dewa yang harus ku jaga."

"Kami jaga." Elldrich merangkul pundak ellerish.

Apa apaan dengan pria itu.

Ellerish menginjak kakinya dan berpura pura tak tau, sementara elldrich mencoba mempertahankan wajah datarnya.

Putri daniella mengangguk.

"Lukisan yang lady buat mendapat banyak pujian dari teman temanku, apa anda bisa melukis untuk mereka juga?"

"Dengan senang hati. Anda bisa memberitahu saya kapan saja."

"Baiklah. Para petinggi pasti sudah menunggu kalian diruang pertemuan."

Membungkuk hormat, ellerish menepis tangan elldrich dan mulai berjalan.

"Perhatikan jalanmu bodoh!"

"Sejak kapan kau memiliki profesi sebagai pelukis?" Tanya elldrich.

"Bukan urusanmu."

"Orang macam apa yang mau membayar untuk lukisannya." Gumamnya aneh.

•••

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang