.35.

29.2K 2.3K 41
                                    

Tidak terasa empat bulan berjalan begitu cepat selama ia menetap dimors, ellerish duduk didepan rumah mengelus perutnya yang sudah membesar.

Ia kerap memikirkan bagaimana kabar keluarganya dimoutesa, ellerish ingin mengirim surat tapi ia urungkan.

Hanya sampai anaknya lahir, ellerish akan pulang.

"Nona erish! Maaf datang terlambat, ayo kita pergi sekarang."

"Aku pikir akan menunggumu disini sampai anakku lahir, violet."

Violet Palmer— gadis yang mengingatkannya pada isabel, mereka berada pada usia yang sama tapi entahlah violet tidak mau memanggilnya nama.

Gadis itu meringis pelan, mengandeng lengan ellerish untuk mulai berjalan. Mereka memiliki agenda berbelanja beberapa bahan makanan.

Meskipun leo selalu menyetok semua kebutuhan, tapi ellerish tidak enak juga.

"Jika tuan leo tau, aku bisa mendapatkan masalah."

"Aku ini harus banyak berolahraga untuk persiapan melahirkan."

"Tapi jarak toko mencapai empat ribu kaki, apa tidak sebaiknya naik kereta kuda saja?"

"Haruskah? Naik sapu terbang saja!"

"Nona itu namanya menyerahkan nyawa, aku bisa dilempar pada wampus."

Ellerish tertawa pelan, ia senang berjalan karena memang bisa mengamati aktivitas penduduk dan menyapa.

Tinggal lama disini sudah membuat ellerish mengenal mereka setidaknya.

"Masyarakat kota banyak yang mendesak posisi pangeran mahkota diganti dengan pangeran kedua."

Ellerish dan violet akhirnya sampai setelah cukup jauh menempuh perjalanan, toko ini berada diujung desa.

Mereka menoleh pada pelayan toko yang sedang bergosip ria dengan pelanggannya.

"Benar, aku juga setuju. Apalagi kaisar hanya pemegang tahta sementara, kita tidak mungkin dipimpin orang berpenyakitan seperti pangeran mahkota."

"Aku dengar pangeran kedua lebih hebat, tapi sayang dia tidak pernah tertarik dengan tahta. Sekarang saja kita tidak tau dimana pangeran Jadice berada."

"Jadice?" Ellerish bergumam pelan, ia sempat terdiam, memikirkan apa jadice yang ia cari itu?

Mungkin hanya kebetulan, bukankah ada beribu orang didunia ini?

Ellerish membayar setelah mengatakan semua pesanannya, seperti biasa barang barang yang dipesan akan dikirim.

"Memang pangeran kedua kemana, violet?"

Violet menggeleng pelan, mereka keluar dari toko. "Pangeran kedua lebih suka dengan dunia diluar kerajaan, rumor yang beredar kemungkinan pangeran kedua berbaur dengan rakyat."

"Benar. Dunia dengan tahta dan kekuasaan memang menyeramkan, menjadi rakyat biasa lebih menenangkan."

"Bukankah kehidupan akan terjamin jika terlahir dalam keluarga bangsawan? Sedangkan kami, masih harus memikirkan pekerjaan untuk bisa makan."

"Kau tau violet? Setidaknya kalian tidak harus memasang wajah palsu."

"Nona berbicara seperti tau sekali tentang dunia para bangsawan, jangan buat aku berpikir nona erish adalah bangsawan yang kabur."

Memang benar.

Ellerish mengedikkan bahu acuh, tanpa memperdulikan tawa jenaka violet.

•••

"Sampai kapan kau akan seperti ini?! Cepatlah pulang, kakakmu selalu merindukanmu."

Bruk!

Leo menjatuhkan semua kayu bakar yang ia bawa dikedua pundaknya, ia berjongkok.

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang