.24.

36K 3.2K 54
                                    

Ellerish diam melamun kosong didalam tandu, jari jarinya mengelus cincin pernikahan pada jari manisnya.

Memang apa tang dipikirkannya?

Mengapa ia sempat terbuai dengan sikap baik pria itu selama beberapa kali ini.

Elldrich tetap pria brengsek yang tidak akan bisa menerimanya.

Sekalipun pria itu menerimanya, dia tidak akan meninggalkan seonggok sampah yang selalu dibawanya.

Ck. Menyedihkan.

Meskipun samar perasaan itu masih tersisa dalam hatinya, mengapa dewa tidak membuatnya mati juga?

"Jadice...." Gumamnya pelan, ia masih berusaha mengingat tentang pria dimimpinya.

Ibu! Aku sudah bisa memanah, Paman jadice yang mengajariku!

Ini buah yang aku petik bersama paman jadice dihutan, ibu harus mencobanya!

Ibu tau, tadi ada orang jahat yang ingin menyerangku. Untung ada paman jadice bu!

Paman jadice tolong ibu!

Erish! Bertahanlah, aku akan mengeluarkanmu dari gudang itu!

Duchess! Apa anda baik baik saja?!

Maaf erish, aku hampir terlambat menyelamatkanmu.

Erish!

Semua suara eleuther dan pria itu seakan menyerang kepalanya, bersamaan keretanya yang berguncang.

Ellerish mendesis lirih, kepalanya terantuk cukup keras.

"Duchess, apa anda baik baik saja?!" Tanya isabel membuka tirai penutup dengan khawatir.

"Aku baik baik saja, ada apa?"

"Jalanan didepan berlubang, kusir tidak melihatnya. Maaf duchess. Apa kita perlu untuk berhenti lebih dulu?"

"Tidak. Lanjutkan perjalanannya."

Jadice....

Pria itu, ellerish baru mengingatnya!

Benar dia adalah ksatria yang menolongnya dari perampok,

Dia adalah ksatria yang rela menyelam demi menyelamatkannya karena elldrich mendoronya kedanau,

Dan dia adalah satu satunya ksatria yang selalu melindungi eleuther dari pembunuh bayaran yang selalu dikirim lilian.

Jika dikehidupannya dulu, bukankah harusnya pria itu sudah bekerja pada elldrich sejak sebelum menikah?

Lalu dimana jadice?

•••

Kereta kuda mewah ellerish datang bersamaan dengan kereta kuda milik elldrich dan lilian.

Dua pasangan monyet itu keluar, begitupun ellerish.

Elldrich mendekat padanya, menyodorkan lengannya.

"Gandeng lenganku, kita masuk bersama."

"Sudah cuci tangan?"

"Tanganku tidak kotor."

"Kau kan baru bermain bersama anjingmu, aku hanya takut ada kuman yang tertinggal. Siapa tau dia rabies kan?"

"Apa maksudmu sialan?!" Pekik Lilian memecah jarak keduanya dengan tidak terima.

Ellerish melengos, ia berjalan anggun meninggalkan elldrich.

Semua pasang mata tertuju padanya, terutama para pria bangsawan. Seperti air liur mereka bersiap menetes dengan tatapan lapar.

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang