.05.

48.3K 3.6K 30
                                    

"Lapor duke, hari ini lady berndsen dan pelayan pribadinya menyamar sebagai rakyat biasa dan masuk kedalam rumah bordil."

PRANG!

"Apa?!!" Rahang elldirch mengeras antara terkejut dan kesal, bagaimana bisa lady bodoh itu masuk kerumah bordil?!

Apa dia memang benar benar sudah gila?!

Erasmus menghembuskan napas pelan, matanya hanya memandang acuh pecahan gelas dilantai perbuatan sang duke.

"Ternyata dia benar benar wanita murahan." Tawa sinis elldrich terdengar.

"Lady menemui fredico scott dan membicarakan masalah bisnis, kemudian mereka bersama pelayan pribadinya masuk kedalam ruang pribadi untuk beberapa menit setelah itu hanya ada lady berndsen dan pelayan pribadinya yang berjalan jalan dipasar."

"Dia benar benar menjalang heh."

"Bodoh."

"Apa?!"

Mata elldrich memelotot garang pada bawahannya, erasmus berani menghinanya dengan kata bodoh. pria itu hampir melempar pedang pada kepala erasmus.

"Kukira seorang duke mempunyai otak yang sedikit tinggi." Cibir erasmus tanpa takut.

"Kau menghinaku?!"

"Kau memang bodoh."

"Ap—

"Kau menuduhnya menjalang, karena dia masuk kedalam rumah bordil."

"Bukankah sudah jelas apa yang orang lakukan disana?!"

"Lalu jika dia memang ingin menjalang untuk apa mengajak serta pelayan pribadinya masuk, dan pelayanan apa yang dilakukan hanya dalam kurun waktu kurang dari sepuluh menit!"

Sial! Elldrich mengeratkan tangannya, wajahnya memerah dan pucat antara malu dan kesal.

"Kau terlalu membencinya dan percaya dengan kata kata wanita itu."

"Apa maksudmu wanita itu?! Dia punya nama, namanya lilian. Dia juga wanita baik baik yang ku suka!"

Erasmus tidak tau harus menginjak leher sahabat sekaligus atasannya ini atau membelah jantungnya saja.

Pria itu benar benar bodoh dan buta.

"Kau sebagai seorang duke yang terkenal kompeten dan bijak harusnya lebih mampu berpikir dan menilai. Kau sendiri yang berkata padaku jika malam dimana kau meniduri lady berndsen masih lah suci! Jika hal yang dituduhkan wanitamu atau lilan siapapun itu benar, harusnya dia sudah tidak memiliki keperawanan saat kau melakukannya!"

Untuk beberapa waktu, erasmus memang terlampau jengkel dengan tingkah laku konyol elldrich.

Persetan jika elldrich adalah seorang duke, ia hanya menasehatinya sebagai seorang sahabat.

"Jika mau ku beri satu saran, terserah padamu mendengar atau tidak. Kau merenggut satu hal paling berharga pada seorang wanita, jadi bertanggung jawablah padanya."

Elldrich menatapnya tak terima. "Memangnya dia hamil?!"

Jengkel, dongkol, kesal, erasmus dengan enteng melempar stempel diatas meja pada kepala elldrich.

Tidak sopan memang.

Tapi elldrich yang bersumbu pendek kali ini tidak membalas, ia hanya mendelik kesal dengan wajah memerah.

"Aku tidak tau apa yang membuat temanku yang dulunya sangat bijak ini jadi dungu—

"Kau menghinaku lagi! Berani—

"Kau memang dungu! Elldrich dungu!—

"Beraninya kau memanggil namaku seperti itu! Erasmus sialan!"

"Wah! Jika ayah atau ibumu tau kelakuan anaknya yang brengsek ini pasti kau sudah ditebas!"

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang