.34.

30.5K 2.3K 31
                                    

Ritual untuk pemindahan energi edsel pada elldrich berlangsung, ia berdiri didepan ranjang elldrich.

Edsel bisa melihat energi cahaya dari sihir lethum berwarna biru gelap berjalan memutar pada sekitar dada putranya.

Disampingnya oscar hag, merapalkan mantra dari mulutnya. Tangannya terbuka dan sesekali jari jarinya bergerak.

Ia menghentakkan tongkatnya.

"Anima mundam.... Anima nova." Menggerakkan tongkatnya dengan gerakan membentuk simbol abstrak, sampai terlihat cahaya energi hijau dari edsel mulai tersalur pada elldrich.

Edsel merasakan seperti jantung sampai seluruh anggota dalamnya ditarik paksa, memejamkan mata sekuatnya edsel menahan.

Tubuh elldrich bereaksi kembali setelah semalaman hanya kaku seperti mayat, elldrich terbatuk kecil tanpa membuka mata.

Pria itu belum sadar, tapi tubuh birunya berangsur angsur membaik kembali. Kulitnya kembali pada warna normal.

Ia terjatuh. Terbatuk dengan banyak darah, edsel menatap oscar hag.

"Putramu sudah baik baik saja sekarang."

"T—terimakasih— uhukuhuk!"

Edsel terus mengeluarkan darah, tubuhnya sangat lemas. Lemas sekali, tidak ada satu persen pun energi pada tubuhnya lagi.

Trixie baru masuk setelah mendengar suaminya terbatuk keras secara terus menerus, wanita itu memangku kepala edsel dipahanya.

"Tolong.... Berikan pada elldrich."

Trixie menerima surat kecil titipan edsel, pria itu, suaminya sudah menghembuskan napas terakhirnya. Ia menutup mata dan usianya.

Meninggalkannya untuk kedua kalinya, tapi kali ini selamanya.

Trixie kembali ditinggalkan oleh edsel, ia menangis dengan memeluk edsel. Tubuh suaminya memutih pucat, tanpa aliran darah.

"Erasmus."

Erasmus, pemuda kepercayaan keluarga vazquez itu ikut berlutut sejajar dengan kaki edsel. "Ya nyonya?"

"Tolong siapkan pemakaman untuk suamiku."

•••

Ruangan temaram ini terasa begitu sesak, tempat ini layak sebagai kandang babi bukan tempat singgah manusia.

Lilian, gadis itu tersedu lirih bersandar pada tumpukan jerami. Wajahnya penuh dengan goresan yang membentuk kata 'jalang'.

Wajah yang selalu dibanggakannya hancur, badannya terpenuhi bekas luka membusuk.

Gemetar, tubuhnya lebih mundur merapat mendengar suara langkah kaki.

"Wanita bodoh! Aku sengaja memberikan lethum padamu untuk digunakan pada ellerish dan bayinya."

Kuku kuku panjang itu menembus kulit leher lilian.

"Sekarang wanita itu justru menghilang, dan kau membuat dirimu jadi buronan seisi negri."

Terlihat seringai mengerikan dari sosok wanita tertutup jubah hitam.

Lilian merangkak untuk memegang kakinya, ia bersujud dengan kepala menyentuh sepatu yang dikenakannya.

"S—sabrina aku.... A—aku janji akan menemukan ellerish dan membunuhnya!"

"Benarkah? Bagaimana caramu melakukan, sedangkan kau lebih bodoh darinya."

"T—tolong percaya padaku, aku— bisa melakukannya."

"Baiklah. Kesempatanmu adalah sebelum bayi itu lahir, jika gagal kau mati."

SLWD (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang