Hazel tengah sibuk dengan cucian piringnya di dapur saat mendengar suara langkah kaki juga wangi parfum yang sangat ia kenali aromanya."Mau kemana, Ji?" Tanya Hazel tanpa menoleh ke arah seseorang yang kini menahan tangannya dari mengambil teko teh.
"Mau bikin teh"
Hazel balas menoleh sekilas ke arah Aji yang tengah memilih jenis teh di belakangnya lalu mendengus kecil, "semalem kamu tidur dimana?"
Aji menyalakan teko air panas kemudian menjawab pertanyaan Hazel, "di depan TV ruang tengah lantai atas, aku ketiduran abis nonton."
"Ketiduran kok bawa selimut sama bantal."
Aji mengangkat alisnya, "karena sempet kebangun, jadi aku bawa selimut sama bantal."
"Kenapa gak pindah ke kamar aja sekalian."
Kalimat itu kini membuat Aji mengerutkan keningnya, "kenapa? Kan kamu lagi pundung, yel."
Hazel membanting pelan salah satu sendok yang tengah dicuci nya sebelum kembali bersuara, "iya tapi aku juga gak ngelarang kamu tidur di kamar, kan? Aku gak nyuruh kamu tidur di luar. Kamu boleh tidur sama aku asal tangannya diem jangan kelayapan."
Mendengar itu Aji mengangkat santai bahunya, "gak mau aku tidur dipunggungin terus, mending tidur sendiri aja sekalian."
Kalimat Aji membuat Hazel merasa semakin kesal hingga akhirnya ia berbalik untuk menemukan Aji yang tengah menyesap teh nya dengan santai.
"Kamu mah gitu! Sekalian aja gak usah tidur di rumah Ji, sana nginep di kantor biar gak usah liat aku sekalian."
"Uhukk!" Aji tersedak teh nya dan menatap Hazel bingung, "loh? Kan kamu yang bilang yel katanya emosi tiap liat aku. Kok jadi-"
"Iya tapi kan kalo tidur bareng terus aku punggungin kamu nya gak keliatan, Pak Aji." Hazel menekan kata terakhirnya dan melanjutkan, "jadi gak emosi."
Aji menghela nafas, menyimpan pelan cangkir teh nya lalu menatap lembut terkasih nya.
"Kan? Kamu masih butuh aku, kan? Makannya jangan dimusuhin terus, aku ini suami kamu loh yel."
"Suami kok gak pengertian."
"Bilang aja mau tidurnya ditemenin soalnya mau sambil curhat. Tinggal terus terang aja bilang gitu yel gak perlu gengsi kan rugi di kamu."
Merasa kalimat Aji sangat tepat sasaran, Hazel akhirnya kembali mendengus kesal dan berbalik untuk menyelesaikan cuciannya.
"Jadi mau cerita apa hm? Gapapa gak perlu gengsi gitu, anggap aja iklan dulu drama marahannya."
"Aku gak drama!"
"Ini aku udah jadi suami pengertian loh, apa mau direset lagi nih ke mode menyebalkan?"
Hazel tidak menjawab, hanya menggerutu kecil dan berdehem untuk mulai mengangkat topik yang ingin ia bahas dengan Aji sejak semalam. Tanpa menghentikan kegiatan mencucinya dan tanpa berbalik untuk menghadap suaminya.
"Semalem Kai pulang jam berapa?"
Dan kini, Aji yang terdiam karena pertanyaan Hazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope That Will Be The End of Us
FanfictionBagian lain dari Jiyel Universe yang belum tersampaikan. Setiap orang memiliki akhir bahagia versi mereka sendiri, akhir bahagia yang memiliki beragam sisi, akhir bahagia yang kadang tak seindah seni, dan apa yang telah terlewati juga akan terjadi s...