"Tomorrow is another day, another chance to work and play"Suara itu memenuhi ruang kamar seorang gadis remaja yang kini remang dengan dua lampu tidur menyala di sisi kiri dan kanan ranjang. Gorden jendela dibiarkan terbuka membuat cahaya dari luar masuk menyinari ruangan dengan banyak boneka di lemari dan sofa itu.
"Turn off your engines, stop your tracks, relax your wheels, your stacks, and backs. No more huffing and puffing, team."
Pemilik kamar dengan mata terpejam itu mulai bernafas teratur sambil memeluk salah satu bonekanya. Lantunan cerita yang dibacakan oleh orang dewasa disampingnya mengiringi seperti lullaby yang menemani ia masuk ke alam mimpi.
"It's time to rest your heads and dream. Contruction site, all tucked in tight. The day is done; turn off the light."
Seolah mengikuti isi buku yang dibacanya, pria dewasa di samping ranjang remaja itu mematikan salah satu lampu tidur yang bisa dijangkau nya. Membuat suasana kamar semakin redup dan tenang.
"Great work today. Now, Shh, goodnight.."
Dan bed time story itu berakhir dengan Hazel yang menutup buku dongeng nya perlahan. Memperhatikan lekat wajah gadis remaja di depannya yang bersinar diterangi cahaya bulan dari jendela.
Ia tersenyum nanar, mengulurkan tangan untuk mengusap pelan surai panjangnya dan membenahi selimutnya. Gadis manis itu harus melewati hari-hari yang berat belakangan ini setelah kehilangan kakak tercintanya.
Dan hanya ini yang bisa ia lakukan, memberi sedikit cahaya untuk membuatnya tetap hidup dikala redup.
Hazel masih diam di tempatnya, memperhatikan Laura yang sama sekali tidak terusik dengan bagaimana ia terus mengusap lembut surainya.
Teringat dulu ia menginginkan seorang putri untuk melengkapi keluarga kecilnya. Teringat Kai yang mengharapkan seorang adik dan pikiran sempit tentang Aji yang lebih menyukai anak perempuan dibanding laki-laki.
Selalu mengharapkan ada putri kecil di rumahnya, menjadi gadis cantik yang akan menjadi tokoh utama dari setiap koleksi desain yang dirancangnya. Menata rambutnya setiap hari dengan gaya berbeda, membeli banyak jepitan dan bando lucu untuk gadisnya.
Dan kini, entah bagaimana ia telah memilikinya. Semesta memberinya putri kecil yang manis dan pemberani, sangat ceria dan penuh semangat. Berfikir bahwa itu adalah sebuah hadiah dari bagaimana ia diberi kesempatan untuk merawatnya walau hanya sementara.
Kebahagiaan kecil, di tengah sesaknya asap hitam yang memenuhi suasana rumahnya belakangan ini. Hazel berfikir, mungkin ini adalah wujud dari harapan yang selalu ia langitkan selama ini. Atau sekedar sapuan angin penyejuk yang akan berlalu.
Apapun itu, ia hanya mensyukuri situasi yang ada. Kembali diberi kepercayaan untuk merawat malaikat kecil tak bersayap dalam genggaman tangannya. Ia sangat bahagia, ia menyukainya, walau kini ia juga menyalahkan dirinya.
Untuk gagal dalam melindungi malaikat lain yang seharusnya ia jaga dengan hati. Bukan hanya Laura, ada Louvan yang hadir di rumah ini. Anak-anak itu datang untuk sebuah perlindungan, dan ia gagal dalam memberi perlindungan.
Sehingga kini ia menarik nafas dalam lalu bangkit perlahan. Berdiri menyimpan buku cerita sebelum tidurnya yang dulu adalah milik Kai. Berjalan mengelilingi ranjang Laura dan mematikan lampu tidur lain untuk menggantinya dengan lampu tidur berbentuk bola kaca yang memantulkan cahaya bintang dan benda luar angkasa ke sekeliling ruangan.
Lalu ia berjalan menutup gorden, sempat memperhatikan suasana luar. Memikirkan tentang dimana Louvan berada sekarang, apa ia kedinginan, apa gelap di sekitarnya, atau apa ia diselimuti kehangatan dengan cahaya yang terang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope That Will Be The End of Us
ФанфикBagian lain dari Jiyel Universe yang belum tersampaikan. Setiap orang memiliki akhir bahagia versi mereka sendiri, akhir bahagia yang memiliki beragam sisi, akhir bahagia yang kadang tak seindah seni, dan apa yang telah terlewati juga akan terjadi s...