"Semua itu list pertanyaan dan pesan yang bakal kita bahas hari ini, all from your fans."
"From your- what?"
"Fans."
"Fans? I got fans??"
"Of course, Kaivan. Kamu punya fans sekarang. Mereka yang tertarik sama karya mu dan sama kamu sendiri."
Kaivan tertawa di tengah set studio tempat syuting nya saat ini sambil memegang tablet berisi pertanyaan dan pesan dari 'fans' yang akan menjadi tema video nya kali ini, "ouh? That's cool." Ujarnya sambil duduk dengan ekspresi wajah yang terlihat canggung namun memaksa narsis.
Membuat orang-orang yang berada di set saat itu ikut tertawa dengan tingkah Kaivan yang lebih terlihat ringan juga menyenangkan akhir-akhir ini.
Sama seperti Hazel, yang datang diam-diam dan duduk di belakang monitor untuk memberi kejutan juga memantau kegiatan sibuk sang anak akhir-akhir ini.
Setelah sempat terpuruk karena menerima banyak kebencian. Anaknya itu perlahan bangkit ditemani Hazel dan Aji yang selalu meyakinkan Kai bahwa ia bisa melewati semua masa sulitnya sebagaimana Kai telah melewati kehidupan di masa kecil nya untuk menjalani kehidupan yang lebih menantang di masa remaja.
Aji terus mengatakan bahwa Kai hanya perlu mempelajari semua yang ia lewati. Kai tidak perlu memaksakan diri untuk memahami semua arti dari baik dan buruk jalan yang ia lewati jika pemikirannya masih belum sampai. Aji hanya meminta Kai untuk memahami apa yang bisa ia pahami saat ini dan boleh menjadi egois untuk kesimpulan pribadi dari pemahaman yang tidak ia pahami.
Karena Aji yakin, suatu hari nanti dimana Kai sudah tambah dewasa dan memiliki pemikiran yang lebih luas dan matang, semua pemahaman itu akan datang sendiri memberi Kai arti yang lebih berguna untuk kehidupannya di masa yang akan datang.
Kai hanya perlu berjalan, perlahan dan hati-hati, tidak perlu takut ranjau, tidak perlu takut terjatuh, tidak perlu takut salah melangkah, karena apapun yang ada di tengah perjalanannya, Aji meyakinkan Kai bahwa itu akan tetap menjadi hal berharga untuk kisahnya.
"gak sabar nunggu MAZE tayang, Bravo Kaivan! pasti seru bangettt... do you ever fallin love?"
"..."
Kai memiringkan kepalanya, "ini maksud pertanyaannya gimana ya?" Tanya Kai menatap ke arah penulis naskah di belakang kamera yang hanya ikut tertawa saat ia tertawa.
"do i ever fallin love?" anak itu mengangkat sebelah alisya lalu menjawab dengan sedikit ragu, "maybe..?"
Kai menjilat bibirnya gugup sambil tertawa canggung saat orang-orang di belakang kamera memberi tatapan seolah menggodanya, "serius, gak yakin termasuk falling in love atau bukan.. tapi mungkin pernah."
"do you have a girlfriend or boyfriend?"
"no." dengan tegas Kaivan menggeleng lalu kembali melihat ke arah gadget nya "okay next." Ujarnya terlihat sekali mengalihkan topik pembicaraan.
Argumen itu membuat Hazel yang duduk di depan monitor bersama seorang produser mengangkat alisnya. Tak bisa menahan senyum dengan bagaimana ia melihat sisi lain Kai yang terlihat salah tingkah beberapa saat lalu. Salah satu sisi yang tidak pernah Kai tunjukan sebelumnya, membuat ia kembali menyadari bahwa ia tidak benar-benar memperhatikan anaknnya dengan cukup baik.
Kai selalu bersikap tenang dan cenderung cuek dalam menghadapi beberapa hal yang tidak menarik untuknya. Pembahasan klise seputar kisah cinta anak remaja tentunya bukan hal yang pernah Hazel atau Aji bahas selama ini. Waktu mereka terbatas untuk membahas hal tersebut, atau mungkin karena Hazel selalu denial bahwa Kai sudah berumur tujuh belas tahun sekarang dan sangat mungkin untuk anak itu mengalami hal baru seperti jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope That Will Be The End of Us
Hayran KurguBagian lain dari Jiyel Universe yang belum tersampaikan. Setiap orang memiliki akhir bahagia versi mereka sendiri, akhir bahagia yang memiliki beragam sisi, akhir bahagia yang kadang tak seindah seni, dan apa yang telah terlewati juga akan terjadi s...