Kaivan membuka mata saat suara alarm pagi di kamarnya menghancurkan skenario petualangan mimpi nya yang belum selesai. Tangannya terulur berusaha menggapai alarm di samping ranjang sambil terus bergumam berharap alarm nya menangkap sensor suara Kai yang masih serak dan tidak jelas.
"Morning alarm turn off. turn off i'm awake. Morning alarm turn off-"
Teett teett Teett teettt~
"Morning alarm turn off."
Teett teett Teett teettt~
"Damn. Ok I wake up now."
Akhirnya Kai benar-benar membuka mata setelah alarm nya tidak kunjung mati dan bangun untuk bisa menemukan alarm nya yang ternyata berjarak lebih dekat dari uluran tangannya juga dalam keadaan control voice yang tidak aktif.
"oh shit-"
Anak itu mengumpat setelah mematikan alarm tersebut. Hampir mengutuk kembali pagi hari yang enggan ia jalani sebelum tersenyum saat menyadari bahwa hari ini ia tidak memiliki jadwal lain setelah sekolah.
"wow.. selamat pagi dunia!", Seru Kai mengubah seluruh umpatan yang ia ucapkan sebelumnya dengan senyuman.
Hari-hari sebelumnya sangat melelahkan untuk Kai yang harus sekolah lalu pergi bekerja dan menjalani tuntutan sosial yang tidak biasa.
Ponsel nya masih sedikit memicu kepanikan untuk ia mainkan terlalu lama, komputer game nya sudah lama tidak ia sentuh karena kesibukan dan tugas sekolahnya menumpuk seperti daun rimbun yang berjatuhan.
Melihat waktu yang masih sedikit terlalu pagi untuk Kai memulai hari yang lebih free. Ia akhirnya berfikir untuk menyempatkan olahraga pagi terlebih dahulu.
Mencuci muka dan menyikat gigi, lalu dengan semangat keluar dari kamarnya untuk mengajak Papa berolahraga.
Pria itu mengatakan bahwa ia juga tidak memiliki jadwal pekerjaan hari ini, itu artinya Kai bisa melakukan hal kecil yang menyenangkan untuk ia lewati bersama sang papa.
"Papa udah bangun kayaknya." Gumam Kai kembali bersemangat saat menemukan pintu kamar orang tuanya yang terbuka lebar.
Dengan langkah antusias ia sedikit berlari lalu mendorong pintu nya lebih lebar dan berseru
"Good morning parents- oh?"
Namun suaranya segera menghilang setelah yang ia temukan adalah pemandangan yang tidak seharusnya ia lihat di pagi hari.
Pemandangan dimana Papa sedang asik mencium mesra bibir Papi yang duduk di atas meja rias.
"..I'm blind!" Seru Kai menutup mata karena Aji dan Hazel lebih dulu menyadari keberadaannya.
Dua orang dewasa itu menunjukan reaksi berbeda. Hazel yang segera turun dan merapikan pakaian nya dengan canggung dan panik sementara Aji yang hanya menoleh ke arah Kai tanpa menjauhkan tangannya di kedua sisi tubuh Hazel.
"Kenapa gak ketuk pintu?"
Kai yang masih menutup mata mengerutkan alisnya dalam saat mendengar suara Aji yang bertanya.
"I'm sorry.. I'm blind."
"Ketuk pintu pake tangan."
"Oh iya.. " Kai merutuki kebodohannya lalu menggerakkan tangannya untuk mengetuk pintu dua kali.
Membuat Aji menatapnya malas sementara Hazel hanya menepuk dahi nya.
Terkadang sikap Kaivan yang seperti ini lebih mengherankan dari Aji dalam beberapa hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope That Will Be The End of Us
Fiksi PenggemarBagian lain dari Jiyel Universe yang belum tersampaikan. Setiap orang memiliki akhir bahagia versi mereka sendiri, akhir bahagia yang memiliki beragam sisi, akhir bahagia yang kadang tak seindah seni, dan apa yang telah terlewati juga akan terjadi s...