(chapter ini aman dibaca tengah malam tapi mengandung adegan 17+)
Enjoy~
.
.
.Kai dan Levano duduk di pinggir pantai sementara teman-temannya yang lain bermain air, dari menaiki speedboat, banana boat, hingga menghilang entah kemana. Kai baru pulang dari dokter jam tiga sore dan selama Kai tidak ada di sekitarnya, Levano hanya diam di villa tidak berniat bergabung dengan siapapun.
"Sana gabung sama yang lain, gak bosen diem doang?"
Levano yang senantiasa duduk di samping Kai sambil menikmati sekaleng minuman itu menggeleng, "gak."
"Gue belum boleh terlalu aktif dulu, maaf ya?"
"Ngapain minta maaf?"
Kai terkekeh dan menahan tubuh dengan kedua tangannya ke belakang bertumpu pada pasir sambil menatap matahari sore yang akan mulai terbenam.
"Gue yang ngajak lo buat liburan di sini, tapi malah rusak suasana liburannya."
Levano menoleh sekilas, memeluk kedua kakinya lalu ikut ke melihat ke arah pemandangan yang sedang dikagumi Kai.
"Gue suka, kok."
"???"
"Gue suka suasana ini. Jujur gue pernah beberapa kali hangout ikut sama temen gue yang lain tapi- tapi gak kayak gini."
Kai melirik Levano dengan alis terangkat, "gak kayak gini?"
"Hum. Suasananya beda. Gue ngerasa.. Lo, dan temen-temen lo ngasih hati buat gue. Kalian saling jaga satu sama lain, kalian pastiin semua orang suka sama setiap hal yang dilakuin, bukan sekedar liburan buat kebutuhan gaya hidup dan image group." Ucap Levano lalu menunduk agar Kai tidak bisa melihat wajahnya, ia malu berbicara seperti itu, seperti menunjukan hal lemah dari fakta bahwa ia tidak pernah mendapatkan hal tersebut dan itu tidak keren.
Sementara Kai tersenyum, "gue ikut seneng kalo gitu."
"Kenapa mereka baik sama gue?"
"???"
"Mereka tau siapa gue dan apa yang udah gue lakuin sama lo, dulu mereka yang selalu lawan gue buat lo, bahkan Bry, tetep ramah sama gue." Levano menghela nafasnya lalu berdehem, "gue mau ngomong panjang lo gak usah liatin gue." Lanjutnya yang sukses membuat Kai tertawa.
Kai kembali menatap ke arah pemandangan di depannya sambil mengangguk, "gue udah boleh jawab?"
"Belum."
"Oke"
"Gue keliatan gak tau diri, kan? Buat nerima sambutan kalian gitu aja tanpa say sorry dan refleksiin kesalahan gue dulu. Lo yang ngajak gue damai dan nawarin hubungan baik sama gue, tapi semua temen lo seolah ikut alur yang lo buat. I feel like.. " Levano mengarahkan pandangannya ke arah lain tidak ingin melihat Kai bahkan lewat sudut matanya sekalipun, "..i feel like i don't deserves this."
"Gue udah boleh ngomong?"
"Hum"
Kai mengerutkan keningnya beberapa saat sebelum membuka suara, "alasannya simpel sih, karena lo udah gak kayak dulu lagi sekarang."
"???"
"Dan semua temen gue.. gak peduli."
"Maksudnya?"
"Mereka gak peduli kalo lo bocah nakal yang suka ganggu gue dulu, mereka gak peduli kalo lo si jagoan sekolah tukang bikin ribut sama orang, mereka gak peduli hal itu dari dulu bahkan sekarang. Dulu, mereka pernah peduliin lo karena lo ganggu gue. Sekarang nggak, dan apa alesan logis buat mereka tetep peduli sama kelakuan buruk lo?"
![](https://img.wattpad.com/cover/343835277-288-k981754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope That Will Be The End of Us
FanfictionBagian lain dari Jiyel Universe yang belum tersampaikan. Setiap orang memiliki akhir bahagia versi mereka sendiri, akhir bahagia yang memiliki beragam sisi, akhir bahagia yang kadang tak seindah seni, dan apa yang telah terlewati juga akan terjadi s...