63

576 57 24
                                    


"It's okay, you can do it."

Hazel menatap lekat Louvan demi memberi keyakinan. Ada banyak wartawan di luar yang menunggu keterangan Louvan terkait tragedi yang telah dialaminya. Semua orang menunggu kronologi nyata langsung dari Louvan, serta kejelasan tentang bagaimana ia bisa selamat sementara Alvaro dinyatakan hilang.

Lou terus menghela nafas, ia tau ini adalah apa yang harus dihadapinya. Dan ia telah mendapat ringkasan tentang apa saja yang bisa ia katakan dan apa saja yang harus tetap ia tutupi.

Untuk sesaat, Lou merasa ini adalah tindak kriminal. Namun jika berfikir lebih lanjut, kenapa orang-orang perlu tau tentang kehidupan pribadinya? Keterangan yang ia berikan bukan suatu hal yang penting dan tidak akan mengubah dunia. Sehingga Lou mengangguk, mulai mendapat rasa percaya diri untuk kemudian keluar didampingi beberapa polisi serta dokter konseling nya untuk membuat keterangan.

"Jadi polisinya juga bohong? Semua orang dibayar buat bohong?"

Hazel menoleh pada Kai yang tiba-tiba bersuara setelah diam selama keberadaanya di ruangan ini. Bahkan Aji juga mengalihkan pandangan dari monitor yang menunjukan rekaman pers langsung.

"Ini kesepakatan, bukan sepenuhnya kebohongan. Sayang.. " Hazel menarik nafas sebelum memaksakan sebuah senyuman, ".. kita punya hak buat memutuskan mana yang perlu orang tau, dan mana yang harus disimpan sebagai informasi pribadi."

"Beberapa orang tetep punya hak buat dapetin informasi pribadinya."

Senyuman Hazel hilang, pria itu menatap anaknya lekat dan mengangkat sebelah alisnya, "siapa? Levano?"

"..."

"Setelah semua ini selesai dan kita gak terlibat lagi sama apapun menyangkut keluarga Baskara, hak pribadi yang kamu bahas bukan urusan kita lagi."

Kai mendengus kasar, "apa susahnya kasih tau-"

"Semua hal sepele di matamu sampe semua ini kejadian dan kalian hampir celaka di masalah orang dewasa." Tegas Hazel mengingatkan bahwa Kai sudah terlalu banyak melakukan hal ceroboh selama ini.

"Gak cukup Papi kasih kamu kebebasan buat fokus sama pacarmu itu, Kai? Mau apalagi? Papi udah muak denger kamu- Louvan, punya masalah dan itu karena mereka. Ikutin aja semua hal yang udah kami susun dan berhenti jadi bodoh karena orang lain."

"Yang bermasalah itu-"

"Mereka bagian dari keluarga Baskara, mereka kriminal, gak peduli siapa penjahat di keluarga itu tapi semua orang yang dekat sama mereka ikut dipandang buruk. Kamu kira percobaan bunuh diri yang dibuat Alvaro gak jadi narasi jelek buat kita? Karena Louvan terlibat di sana. Kamu kira kedekatanmu sama Levano gak jadi sorotan setelah semua orang tau silsilah keluarganya? Papamu diperiksa polisi karena kedekatan kalian dan anggapan bahwa kami kerabat- Kaivan, Terima atau nggak kamu punya nama. Keluargamu punya nama. Dan itu salah satu kehormatan yang harus kamu jaga."

"..."

"Jangan buat Papi marah, okay? Kamu sama Louvan lebih berharga dibanding urusan keluarga mereka. Kita cuman perlu lepas dari semua ini, setelahnya terserah, Papi gak peduli sama apapun yang bakal orang bahas."

"..."

"Dan Papi lakuin semua ini karena kami peduli sama kamu, sama kalian. Kalo Papi gak peduli, Papi gak akan repot-repot bantu Lou dan narik kamu dari masalah mereka."

Kai menunduk, Papi benar-benar marah. Sepertinya memang kali ini masalah yang mereka hadapi bukan suatu hal yang bisa Papi ambil sebagai kecerobohan anak remaja biasa. Terlalu banyak hal dipertaruhkan hanya karena mereka menginginkan kebebasan, hanya karena mereka remaja yang selalu merasa benar, hanya karena mereka kurang bijak dan keliru dalam cara bertanggung jawab.

Hope That Will Be The End of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang