53

486 62 18
                                    


Aji menghadiri undangan sebuah diskusi serta forum pengembangan bisnis yang diadakan oleh media dengan banyak mahasiswa yang menjadi audiens dalam acara kali ini.

Acara tersebut membuka pandangan luas terkait perkembangan, pengaruh, serta banyaknya pengetahuan terkait sektor-sektor bisnis yang masuk ke dalam unggulan perekonomian negara.

Ini kali kedua Aji hadir dalam acara ini semenjak industri kreatif dari perfilman menjadi salah satu sektor bisnis yang membawa pengaruh dalam kenaikan ekonomi.

Tentunya ini bukan acara pertemuan dimana ia bisa menikmati waktu yang menyenangkan dengan jamuan yang menyegarkan. Acara ini berisi narasi yang cenderung membosankan untuk disimak oleh orang banyak, tapi tidak bagi mereka yang memiliki tujuan bisnis serta ilmu pengetahuan di bidangnya.

Papa Biantara juga termasuk dalam list undangan namun ia tidak hadir sehingga Aji menghormati sektor industri kreatif nya dengan menyempatkan hadir walau jadwalnya sangat padat. Ia mengisi durasinya untuk berbicara dengan menjelaskan terkait pengaruh bisnis perfilman terhadap perekonomian dan bagaimana cara efektif dalam mengembangkan bisnis kreatif di bidang tersebut.

Tak hanya itu, Aji juga dengan bangga kembali mengenalkan lembaga pendidikan terkait kelas-kelas perfilman, periklanan, manajemen kreatif, dimana ia menjadi salah satu pendiri serta pemegang kepentingan di sana. Ditemani sekertarisnya, Olivia, Aji bertahan di sana ikut menyimak sektor bisnis lain yang menarik dan tak kalah inspiratif.

Hingga seorang dari sektor bisnis infrastuktur mendapat giliran berbicara di hadapan para audiens. Seorang terhormat yang juga merupakan mantan menteri dan aktif di bidang politik. Aji hanya mengenalnya sekilas, namun ia seperti menyadari sesuatu tentang Pria tersebut.

"Antonius Dien Baskara.."

Olivia yang duduk disebelah Aji dan bisa mendengar gumaman bos nya itu menoleh dan sedikit mencondongkan tubuhnya, "maaf?"

"Antoni Baskara, beliau itu.. Kayaknya saya pernah ketemu, tapi gak lewat TV." Ujar Aji dengan dahi berkerut sambil fokus pada seseorang yang kini tengah berada di atas podium menjadi pembicara.

Hal itu sukses membuat Olivia tertawa kecil dan mengangguk, "Iya, Beliau orang tua murid yang Anda temuin di sekolah Kai waktu itu."

"Oh.. "

Akhirnya Aji ingat. Ya, Pria itu adalah orang yang juga hadir di undangan sekolah atas pelanggaran yang dilakukan Kai terkait video perundungan yang menyebar waktu itu.

Mereka tidak begitu akrab dan hanya menyapa kecil saat bertemu. Sehingga Aji tidak begitu mengingatnya. Namun kali ini, ia kembali ingat siapa pria tersebut.

Ayahnya Levano Baskara. Anak yang menjadi problematika Kai dan suaminya saat ini.

"Bisa atur jadwal pertemuan saya sama beliau?"

"Perkiraan waktu?"

"Setelah acara selesai."

Olivia mengangguk dan berdiri dari kursinya untuk berjalan perlahan menuju meja lain tempat dimana pekerja yang menemani Tuan Baskara duduk saat ini. Sementara Aji kembali duduk dengan tegap dan fokus pada acara hingga Olivia kembali dan membisikan sesuatu.

"Jam makan malam, di lantai tiga gedung ini."

Aji mengangguk kecil, kembali duduk menyimak penyelenggaraan susunan acara hingga selesai. Dan mereka tidak langsung meninggalkan aula, melainkan sedikit berbincang dan bertegur sapa dengan rekan yang dikenal.

Berbasa basi hingga satu persatu orang mulai meninggalkan aula. Aji yang masih berbincang singkat dengan seorang pembisnis yang juga bergelut di bidang industri kreatif menoleh saat seseorang menepuk pundaknya.

Hope That Will Be The End of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang