Kaivano Focus (8)

593 60 47
                                    

Warn! Mengandung unsur 🔞, harap bijak dalam membaca and read on your own risk.

Enjoy~

.

.

Levano bangun sangat pagi karena udara dingin dan tubuhnya yang terasa pegal. Ia membuka mata dan merasa asing dengan tempatnya berada, sedikit merasa tidak nyaman sampai kepalanya menoleh menemukan Kaivan tidur di kursi yang lain.

Dan saat itu pula perasaan tidak nyamannya sirna, tempat asing yang baru pertama kali ia datangi pun terasa seperti rumah. Ada Kai di sisinya, dan ia merasa selama ada kekasihnya maka di manapun ia berpijak akan selalu terasa hangat dan aman.

Levano bangkit dari tidurnya berusaha beradaptasi dengan udara dingin yang tidak biasa. Tidak ada AC atau kipas angin menyala, tapi udaranya sangat sejuk hingga ia tidak bisa menahan bersin.

"Vano? You good?"

Suara itu membuat Kai terbangun, langsung duduk menatap khawatir kekasihnya yang sibuk mengusap ujung hidung merah nya itu.

"Emh- i'm good. Cuman gak terbiasa aja sama dinginnya."

"Wait"

Lalu Kai bangkit, menyibak rambutnya yang berantakan dan berjalan menuju dapur. Tak lama ia kembali dengan secangkir teh hangat untuk diberikan pada kekasihnya.

"Minum, biar anget." Kai duduk di samping Levano saat kekasihnya itu menerima cangkir tehnya dengan sedikit bingung, "ini mungkin aneh, tapi hampir setiap pagi nenek selalu buatin teh anget buat gue."

Mendengar itu membuat Levano mencoba meminum teh nya, dan ya, itu sangat nyaman. Tubuhnya lebih hangat juga terasa rileks.

"Sebelum sarapan minum teh dulu?"

"Iya, kayak hal biasa aja. Bangun tidur cuci muka terus bikin teh." Kai tertawa kecil, "Papa juga gitu. Mungkin karena udara dingin jadi kebiasaan."

Levano mengangguk, "setuju, it works."

Kai ikut mengangguk lalu melirik ke arah jam yang menunjukan pukul setengah enam pagi. Ia bangkit merapikan selimutnya dan melihat ke arah Levano, "mau tidur lagi?"

"Ini masih terlalu pagi buat aktivitas, kan?" Tanya Levano.

"Di sini nggak." Kai menggeleng, melipat selimut nya dengan rapi lalu membuka gorden dan jendela rumah, "banyak orang udah bangun dan mulai aktivitas."

"???"

"Orang-orang pergi ke pasar, kerja, sekedar ngeluarin burung, atau.. lo denger?"

Levano menajamkan pendengarannya saat Kai membuka jendela semakin lebar hingga ia bisa mendengar suara sapu lidi yang bergesekan dengan tanah.

"Yep, nyapu halaman."

Levano membulatkan mulutnya, melihat bingung Kai yang membuka pintu hingga udara masuk semakin banyak. Hingga kebingungan itu berubah terkejut saat Kai tiba-tiba menyapa tetangga yang tengah menyapu halaman itu.

"Pagi Bi Inah~"

"Eh?? Ya ampun ada si Aa' kasep kapan kesini?"

"Tadi malem."

"Sama si papa?"

"Nggak, sama temen."

Dan bahkan bercengkrama dengan akrab seolah itu tidak menganggu kegiatan si ibu yang tengah menyapu tersebut.

Hope That Will Be The End of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang