Pernyataan

967 84 3
                                    

Kakashi baru saja akan keluar rumah ketika dirasanya tangan mungil memeluk tubuhnya. Jangan lupakan juga sesuatu yang besar dan lembut menyentuh punggungnya.

Kakashi memejamkan mata sejenak mengusir pikiran kotornya sebelum berbalik dan menunduk menatap gadisnya.

"Ada apa sayang?" Tanya Kakashi lembut seraya mengelus pipi Kiena.

Kiena menggigit bibirnya sesaat "Ikut..."

Kakashi tersenyum maklum. Semenjak insiden di Kumogakure itu, Kiena masih sedikit takut jika bertemu dengan orang asing. Kiena selalu bersembunyi dibelakang Kakashi jika seseorang tidak dikenal menghampiri. Pasti kejadian itu sangat berat dan membekas untuk gadisnya.

Kakashi mengecup pipi gembil Kiena "Maafkan aku, Hime. Ini pelatihan khusus dari Tsunade-sama. Apa perlu kupanggil teman-temanmu untuk menemanimu hm?"

Kiena terdiam sejenak sebelum akhirnya menggeleng "Tidak perlu.."

Kakashi memeluk tubuh mungil gadisnya "Aku akan pulang cepat. Aku janji."

Kiena balas memeluk Kakashi dan mengangguk. Sungguh Kakashi tidak tega meninggalkan gadisnya ini tapi mau bagaimana lagi, ini pelatihan langsung dari Tsunade untuknya.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Kakashi yang kemudian memanggil Kuchiyose. Nampaklah Bull, anjing hitam sangat besar dengan kalung runcing di lehernya juga Pakkun, anjing bertubuh kecil berwarna coklat muda dengan setengah wajah dan dua telinga berwarna coklat tua juga perban di kakinya.

"Jika ingin pergi keluar, Bull dan Pakkun akan menemanimu." Ucap Kakashi seraya mengelus pipi Kiena.

Kiena mengangguk "Terimakasih."

Kakashi tersenyum lalu menoleh pada Pakkun "Aku titipkan Kiena pada kalian, Bull, Pakkun."

"Ya. Serahkan pada kami." Jawab Pakkun yang sudah bertengger di kepala Bull.

Kakashi membuka maskernya lalu mengecup pipi gembil Kiena dan memakai kembali maskernya "Kalau begitu aku pergi dulu. Itekimasu."

"Iterashai." Jawab Kiena sebelum akhirnya Kakashi menutup pintu.

"Aku tidak pernah melihat Kakashi seperti itu. Apalagi dia sangat benci ketika membuka masker namun dia semata-mata hanya melakukan itu untukmu mu." Celetuk Pakkun.

Kiena tersenyum manis "Aku sangat beruntung karena bertemu dengan nya. Aku sangat beruntung karena dia memilih perempuan sepertiku." Lalu Kiena menoleh menatap Pakkun dan Bull " Maaf merepotkan kalian. Mohon bantuan nya, Pakkun, Bull!" Seru Kiena dan tersenyum.

Pakkun menatap Kiena "Yah, kurasa aku sedikit mengerti sekarang alasan mengapa dia memilihmu."

.

.

.

Kiena pun memutuskan untuk berkeliling Desa mengusir kebosanan nya. Sepanjang perjalanan Kiena selalu memegang kepala Bull, takut jika anjing besar itu meninggalkan nya sendirian.

"Kiena."

Kiena menoleh kebelakang dan tersenyum ketika mendapati Shikamaru yang berjalan ke arah nya.

Shikamaru terlihat ragu sejenak karena mendapati dua Ninken (anjing ninja) disebelah Kiena dengan pemilik Ninken yang sangat dikenal nya itu.

'Jadi ternyata benar..' batin Shikamaru.

"Ada apa, Shikamaru?" Tanya Kiena penasaran.

Shikamaru berdehem lalu kembali menatap Kiena "Apa kau sedang sibuk?"

Kiena menggeleng "Tidak, memangnya kenapa?"

Shikamaru terdiam sesaat "Bisakah ikut denganku sebentar?"

Second Change. [PART 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang