•
•
••
•Hiks...
Tangisan Waru tak kunjung reda, gadis itu duduk meringkuk memeluk kedua lututnya diatas kasur Helega. Sang pemilik kamar memilih bungkam dan duduk diatas kursi meja belajarnya, memberi keluangan untuk Waru agar dapat leluasa melepas tangis yang sejak tadi tak mau berhenti.
"Oom..."
"Waru benci Ciara..."
"Jahat... dia jahat oom..."
Helega menatap sendu tubuh Waru yang masih bergetar hebat. Mendengar semua racauan dari sosok gadis yang begitu rapuh dimatanya.
"Kak Abi benci Waru..."
"Semuanya benci Waru..."
Helega sontak bangkit dari duduknya dan segera menghampiri tubuh Waru yang masih meringkuk diatas kasurnya.
"Sssssst, gue gak benci sama lo"
Hiks...
"Kenapa? Kata mereka Waru pembunuh"
"Nggak, lo bukan pembunuh. Gue percaya sama lo"
"Tapi waktu itu oom juga pernah bilang kalau Waru pembunuh. Waru masih ingat, oom jangan bohong..."
Helega menegang. Ucapan Waru memang benar, kala itu ialah yang paling bersikeras atas pernyataan yang nyatanya menorehkan luka mendalam untuk Waru. Gadis itu diam-diam menyimpan semua lara dan bersemayam didalamnya.
Padahal, hari itu Helega sedang berusaha menyembunyikan sesuatu. Ia hanya berpura-pura untuk menutupi hal yang mungkin saja akan memperumit keadaan.
Tetap saja, Helega lagi-lagi merasa bersalah karna telah melukai hati kecil Waru.
Ibu jarinya mengusap air mata yang menderai deras di pipi tembam gadis yang tak henti-hentinya menangis. Helega rengkuh tubuh Waru dan mengusap surainya, mencoba memberi sebuah ketenangan.
Waru pun membiarkan kepalanya terbenam dalam pelukan Helega, membuat rungunya dapat mendengar suara detak jantung milik pemuda itu. Walau rasanya sangat berbeda ketika Nadi yang meneluknya, Waru nyatanya tetap membiarkan tubuhnya didekap, karna memang hal itulah yang saat ini sangat ia butuhkan.
~~~
Keadaan menjadi runyam.
Suasana apartemen menjadi sedikit berbeda karna kejadian tadi pagi. Tapi, jujur saja, sebenarnya mereka semua bukannya marah melainkan kecewa atas sikap Waru. Terutama Nadi. Entah apa yang membuatnya kecewa, mungkin saja karna adanya secercah kepercayaan tentang Waru yang bukan pelaku dari pembunuhan adiknya.
Hal ini sejujurnya lebih mengarah kepada tak ingin menerima kalau Waru baru saja melakukan hal yang membuat Nadi yakin bahwa gadis itu seorang pembunuh. Begitupun yang lain. Waru seharusnya tidak melakukan tindakan gila itu agar tak merusak kepercayaan yang lain padanya.
Namun, gadis itu hanya melakukan apa yang nalarnya pikirkan. Ia jujur, namun yang lain tak akan mengerti maksudnya melakukan itu hingga semua kebenaran akan terungkap.👀
Waru terus berada di kamar Helega sejak kejadian dimana tragedi Cia datang ke apartemen. Helega melarangnya keluar walau hanya satu langkah. Gadis itu pun tak berani mengelak karna Ega mengancamnya untuk pergi dari apartemen jika gadis itu mengeyel.
Alhasil, kini Waru mendekam didalam sana sembari menonton kartun favoritnya dari ponsel Helega.
Ketika waktu untuk makan malam tiba, Helega tidak bergabung dengan yang lain. Lelaki itu nampak acuh dan tidak memperdulikan sekitar. Ia pergi keluar kamar hanya untuk mengambil pesanan makanannya melalui aplikasi online dan berniat langsung kembali masuk ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)happy | END
Fanfiction"How can you love the things i hate about myself?" -Waru Aleia Adipati- A fanfiction story of Jaemin Na (NCT Dream) and Winter Kim (aespa).