22 : Bertemu Nada

1.1K 148 12
                                        





Tepat jam 2 siang, Nadi kembali ke apartemen. Waru terlihat anteng bermain game online bersama Ega di ruang tengah.

"Tembak cil! Itu didepan lo ada 2, yaahhh knock... cemen lu ah"

Waru melempar ponsel Ega keatas sofa dan menggeram sebal.

"Kenapa oom marah-marah? Tadi katanya mau ajarin Waru sampai bisa!"

Helega menciut mendapat amukan gadis dihadapannya itu.

"Ya maaf, reflek gue. Lagian masa tu orang gak keliat-"

"EKHEM"

Keduanya sontak menoleh pada sosok yang kini berdiri tak jauh dari sofa.

"Kak Abi!"

Waru bangkit dan berlari menghampiri Nadi, memeluknya erat tanpa permisi. Tubuh Nadi hampir limbung karna Waru menghantamnya dengan pelukan yang begitu keras.

"Astaga cil, kenceng banget lo meluknya sampai hampir roboh tuh si gapura kabupaten"

Waru tak menggubris Ega dan justru pelukannya semakin erat pada Nadi.

"Perasaan dari kemaren lo lari-lari mulu, kakinya gak sakit?"

Waru menggeleng dibalik pelukan itu.

"Lepas dulu, Waru. Gue mau ganti baju"

"Bentar dulu kak Abi, kangennya belum selesai..."

Helega mendengus menatap kedua insan yang terlihat bak kasmaran itu, lalu memilih untuk kembali melanjutkan game-nya ketimbang harus menyaksikan Nadi dan Waru yang sepertinya terlibat dalam cinta sepihak.

Waru mendongak dan menatap Nadi yang wajahnya terlihat sedikit tegang.

"Kak Abi... kok detak jantung kak Abi cepet banget?"

Nadi reflek melepas pelukan Waru dan menjauh sedikit dari gadis itu. Ia tak menyangka jika ungkapan rindu dari Waru mampu membuat jantungnya berdetak tak karuan.

"Mending lo mandi, terus siap-siap. Jam 4 kita berangkat"

Nadi berlalu begitu saja meninggalkan Waru yang terlihat bingung. Gadis itupun kembali duduk disamping Ega dengan decakan sebal dari bibirnya.

"Oom, kak Abi aneh. Masa Waru disuruh mandi lagi? Padahal kan rambut Waru masih basah"

Ega terkekeh dan menatap Waru.

"Dia lagi salah tingkah itu, soalnya lo cakep kalo habis mandi"

Waru mengernyitkan dahi dan berpikir keras tentang apa yang baru saja Ega ucapkan. Pada akhirnya, Waru menyerah dan memilih menyusul Nadi kekamarnya.

~~~

Semua kini telah berada dalam perjalanan menuju makam Nada menggunakan dua mobil yang bukan lain, milik Nadi dan Mike. Waru berada satu mobil dengan Nadi, Joan dan juga Keira. Sedangkan Ega harus rela menjadi nyamuk diantara Mike dan Gigi.

Di sepanjang perjalanan menuju kesana, Waru terus diam dan terlihat larut dalam pikirannya sendiri. Mereka semua tentu menyadari itu, namun memilih untuk membiarkannya saja. Waru tak bersuara sama sekali dan pandangannya tak pernah luput dari jendela kaca mobil, yang memperlihatkan hiruk pikuk kota diluar sana.

Mereka akhirnya tiba dan bersiap untuk turun. Keira yang merasa bahwa Waru masih larut dalam pikirannya sendiri pun mulai mencoba menyadarkannya.

"Waru, kita sudah sampai"

(Un)happy | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang