18 : Home

961 118 4
                                    





Nadi segera bergegas pulang ketika mendapat pesan dari Keira yang mengatakan bahwa Waru tengah tantrum dan mengamuk di apartemen. Ia pun membatalkan rencana kencan makan malamnya bersama Cia karna sudah kepalang panik.

"Maaf banget ya, Ci. Nanti deh kita dinner date nya dilain waktu"

Cia mengangguk sembari tersenyum.

"Iyaa, gak papa Di. Kamu mah daritadi minta maaf mulu"

Nadi tersenyum getir, merasa tak enak karna harus membatalkan rencana yang telah mereka buat.

"Yaudah, aku turun dulu. Kamu hati-hati yaa, aku titip salam aja buat bunda sama papa kamu. Semoga Waru cepet ditemuin biar kasus Nada bisa cepet selesai"

Ya, Nadi berbohong.

Ia mengatakan pada Cia bahwa kedua orang tuanya menyuruhnya pulang karna ada perjamuan makan malam penting keluarga sehingga ia diharuskan ikut.

Untungnya Cia percaya.

Dan tentang Cia yang mengetahui Waru, itu karna dulu Nadi menceritakan semuanya pada Cia. Cia pun tentu mengenal Waru karna mereka berada di satu sekolah yang sama. Namun, entah mereka saling mengenal atau hanya sebatas tau tanpa pernah bicara.

Setelah melihat punggung Cia menghilang dibalik pagar rumahnya, Nadi langsung bergegas menancap gas dan membawa mobilnya kembali pulang ke apartemen.

~~~

Prang!

"WARU!"

Keira dan Gigi terpekik kaget karna Waru tiba-tiba saja bangkit dari duduknya lalu meraih gelas milik Keira yang berada diatas meja makan dan langsung melemparnya ke lantai berbahan dasar marmer tersebut.

"BOHONG! KAK ABI GAK PULANG! KAK ABI TINGGALIN WARU!"

Waru berjalan meninggalkan meja makan tanpa memperdulikan pecahan kaca yang mengenai kakinya hingga tiap jejaknya tercetak noda darah yang jelas.

"Waru stop! Kaki lo luka!"

Sayangnya, gadis itu tak mengindahkan ucapan Keira dan kini ia duduk meringkuk di sudut ruang dekat pintu balkon apartemen. Waru menunduk dan memeluk kedua lututnya dengan air mata yang telah merinai deras dari kedua irisnya.

Helega, Joan dan Mike masih diam mencoba memahami situasi yang tengah terjadi.

"Babe, why?"

Mike berjalan kearah meja makan dan mendapati kekacauan disana. Sisa-sisa beling berserakan dibawah meja makan, pun Mike terkejut karna mendapati noda darah berbentuk tapakan kaki diatas lantai.

Joan juga turut menghampiri sang kekasih dan menanyakan hal yang sama seperti Mike. Namun, baik Keira maupun Gigi nyatanya sama-sama tak mengerti.

"Aku juga gak tau. Waru tadi sempet ngamuk gara-gara Nadi lambat pulang, terus tiba-tiba jadi tantrum gitu sampai lempar gelas" jelas Gigi pada Joan dan Mike.

Mereka serempak memandang Waru yang tengah menyembunyikan wajahnya dibalik kedua lututnya. Tubuh gadis itu bergetar hebat tanda bahwa ia tengah menangis dibalik ringkukannya.

"Sayang, coba hubungi Nadi. Bilang ke dia kalau Waru kumat tantrumnya"

Keira mengangguk dan langsung meraih ponselnya yang berada tepat dihadapannya.

Tak lama, Helega berjalan mendekati Waru yang terlihat begitu menyedihkan. Ia bersimpuh di hadapan gadis itu dan menatapnya lamat-lamat.

Hal itupun tentu tak luput dari pandangan yang lain.

(Un)happy | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang