37 : Bad Things

1.2K 151 28
                                    




👋🏻👋🏻👋🏻




Ketika tiba di apartemen, Keira, Gigi, Helega dan Renjana rupanya masih berada di ruang tengah menunggu kabar Waru yang katanya sedang dalam misi penyelamatan karna disekap.

Mereka sontak berdiri kala Mike dan Joan telah memasuki apartemen dengan tergesa-gesa.

"Ayo kita susul Nadi ke rumah sakit!" Seru Joan lantang.

Alis mereka serempak mengerut.

"Kenapa harus ke RS? Waru mana?" Tanya Keira bingung.

"Sayang, nanti bakal aku jelasin semuanya. Sekarang kita harus cepat pergi ke rumah sakit. Waru butuh doa kita semua"

DEG.

Mendengar kalimat yang diucapkan Joan, seketika membuat mereka semua resah bukan main. Pasalnya ucapan itu tidaklah mengangdung sesuatu yang baik dan justru menyebabkan rasa was-was. Keempatnya tahu bahwasanya mungkin sesuatu yang buruk telah terjadi pada Waru.

"Ayo, om Satria udah ngechat gue buat minta tolong tenangin Nadi di rs" tukas Mike.

Helega tentu saja ikut khawatir dan resah, tetapi ia sadar diri untuk tak bersikap mencari muka dan tetap diam mengamati mereka yang berbicara.

"Ayo"

"Saya ikut" ucap Renjana tiba-tiba.

Mereka tak masalah, Renjana sepertinya berhak tahu kondisi Waru sekarang.

"Boleh, tapi lo sendiri aja. Orang itu gak usah" jawab Joan dengan nada sarkas. Tatapannya tertuju pada Helega yang masih diam tak mengelak.

Renjana mengangguk setuju. Diam-diam tangannya mengusap lembut punggung Helega dan memberi pemuda itu senyuman tipis.

Mike, Joan, Gigi, dan Keira mulai melangkah keluar. Sementara itu Renjana menyempatkan diri untuk berpamitan dengan Helega.

"Gak papa, nanti bakal aku kabarin darisana tentang keadaan Waru"

Helega mengangguk dengan perasaan berat, lalu setelahnya ia labuhkan kecupan singkat di kening wanita yang saat ini tengah mengandung anaknya.

"Makasih, ya"

Renjana akhirnya pergi dengan pipi yang sedikit memerah.


~~~


Memasuki kawasan rumah sakit, kelimanya berusaha menahan diri untuk tidak berlari dan terus berjalan dengan cepat menuju ruang tunggu IGD. Ketika batang hidung Nadi akhirnya terlihat, perasaan gusar langsung menimpa semuanya.

Nadi duduk sendiri di ruang tunggu yang terasa begitu hampa. Tatapannya kosong, namun air mata yang ia biarkan jatuh membasahi pipi membuatnya terlihat begitu menyedihkan sekarang.

"Nadi"

Keira langsung mendaratkan bokong tepat disamping Nadi dan menggenggam tangannya yang jari-jarinya saling bertaut seperti berdoa. Mata Keira ikut berkaca-kaca kala kembali disuguhkan oleh pemandangan yang mengingatkannya pada hari dimana Nadi yang begitu terpuruk karna kematian Nada.

"Nadi, Waru gimana? Dia pasti baik-baik aja, iya kan? Gak ada luka yang serius... kan?"

"Kei..."

Nadi mengangkat kepalanya, memandang Keira sendu.

"Gue gagal"

"Waru gue... Waru gue kesakitan..."

Keira reflek memandang Joan seperti meminta penjelasan, karna memang ia belum diberitahu tentang apapun yang telah terjadi pada Waru.

(Un)happy | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang