•
•
••
•Nih update biar gak kelamaan wkwk.
Enjoyyy!
Sepanjang perjalanan menuju tempat dimana Waru disekap dan diculik, Nadi sungguh tak bisa menyembunyikan kegelisahannya yang kian terlihat. Beberapa kali ia menghembuskan nafas berat dengan pandangan yang tertuju keluar, berharap bahwa perjalanan tak akan memakan waktu yang lama.
Matahari hampir sempurna tenggelam dan cahaya rembulan semakin menampakkan rupanya. Mobil Mike yang menyusul mobil Satria akhirnya tiba di lokasi. Namun, papa Nadi itu rupanya belum juga memberi sebuah aba-aba untuk keluar sehingga membuat mereka harus menunggu beberapa saat hingga mobil ajudan polisi tiba disana.
Ketika diperbolehkan turun, Nadi langsung bergerak cepat dan berlari menuju pintu masuk bangunan kumuh tersebut. Namun tepat sebelum tangannya meraih knop pintu, sang ayah lebih dulu menarik bajunya hingga sedikit tersingkap dan membuat tubuh Nadi terhuyung ke belakang karna tarikan keras papanya.
"Sabar, nak. Biar ajudan papa dulu yang bergerak masuk, kita gak tahu ada bahaya apa di dalam sana"
Nadi sedikit menggeram dan hendak marah. Tetapi semua itu harus tertahan karna tak ingin menambah masalah baru. Nadi tahu papanya ini tak suka di tentang.
Satu polisi perlahan memutar knop pintu dan mulai masuk satu per satu. Ketika Satria melepas cengkramannya di baju Nadi, putranya itu langsung bergegas lari mengekori polisi-polisi yang masuk kedalam bangunan kumuh tersebut, sehingga membuatnya menggeleng kecil.
'Secinta apa kamu sama gadis itu, nak? Sampai-sampai mengingatkan papa yang kalau sudah jatuh cinta gilanya minta ampun...'
Mike dan Joan saling pandang satu sama lain kemudian mengangguk. Setelahnya mereka ikut bergerak masuk menyusul Nadi.
Tak ada banyak barang didalam bangunan tak terurus ini dan mereka hanya mendapati satu kamar yang sepertinya terkunci dari dalam. Mike mengisyaratkan Nadi untuk menahan diri dan membiarkan para polisi saja yang mendobrak pintu yang terkunci tersebut.
Diam-diam, Nadi memanjatkan banyak doa sebelum pintu dihadapannya itu di dobrak paksa.
Semoga Waru tak kenapa-napa.
Semoga Waru baik-baik saja.
Semoga...
BRAK!
Nadi menelan ludah ketika pintu mulai terbuka. Dua orang polisi bergerak masuk dan langsung menodongkan pistol entah pada siapa, Nadi tak bisa melihatnya. Ia segera menyusul untuk melangkah masuk kedalam ruang itu, menyerobot dua polisi yang menghalangi pintu.
Dan langkahnya seketika terhenti ketika pandangannya tertuju pada Waru yang saat ini terkapar lemah dibawah kaki Ciara. Nafasnya serasa tercekat kala netranya dapat menangkap banyaknya luka di sekujur tubuh gadis yang sudah dirindukannya itu. Belum lagi, hoodie lusuh berwarna putih yang telah dipenuhi noda darah itu masih melekat di tubuh Waru yang bukan lain adalah miliknya.
Hati Nadi seperti tertimpa ribuan bongkahan batu. Sakit, sesak.
"Nadi..." ucap Ciara dengan nada terkejut yang jelas.
Kedua tangan Nadi mengepal erat. Tatapannya yang terlihat kosong itu mulai berkabut. Lalu pandangannya beralih pada sosok Luke yang saat ini terlihat kelimpungan di sudut ruang dengan rokok yang masih mengapit di sela-sela jarinya.
Ia tak lagi mampu menguasai amarahnya sehingga saat ini membiarkan tubuhnya berontak dengan sendirinya.
"BRENGSEK!"

KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)happy | END
Fanfic"How can you love the things i hate about myself?" -Waru Aleia Adipati- A fanfiction story of Jaemin Na (NCT Dream) and Winter Kim (aespa).