•
•
••
•"Lo... Kemal yang dirumorin pacaran sama Waru bukan?" Tanya Gigi terbata-bata.
Mike mengerutkan alis sembari menatap lamat-lamat sosok Kemal dihadapannya. Dan Nadi, atensinya teralihkan kala mendengar kalimat Gigi barusan. Ia jadi tak bisa biasa. Apa? Siapa? Pacar?Cih, Nadi jadi memandang sinis pemuda itu.
Kemal menghembuskan nafasnya pelan.
"Mana Helega?"
"Kenapa tiba-tiba cari Helega? Jawab dulu pertanyaan gue, bener lo dulu pacarnya Waru?" Cibir Gigi.
Pemuda itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu pandangannya jatuh pada Nadi yang tengah melayangkan tatapan tak bersahabat padanya.
"Ceritanya panjang. Bisa biarin gue duduk dulu gak? Gue capek habis lari-lari"
"Dih" singgung Joan.
"Lo mau denger cerita gue gak? Gue tau semua tentang Waru, tentang kematian Nada juga. Yakin mau usir gue?"
Joan mengerjapkan mata mendengar penuturan Kemal.
"Gak ada yang usir lo, duduk tinggal duduk" tuturnya sedikit kikuk.
Kemal tersenyum menang.
"Sama sekalian air dong, seret banget nih gue. Ntar biar ceritanya juga enak"
"Wah, ngelunjak nih orang. Udah masuk gak pake salam, main nyelenong aja pake teriak-teriak gak jelas. Sekarang malah minta minum"
"Sayang, udah gak papa. Biar aku yang ambilin minumnya" tegur Keira pelan.
Joan berdecih dan mulai ikut duduk di sofa ruang tengah. Sembari menunggu Keira mengambil air, mereka semua diam dengan pikiran masing-masing. Tak terkecuali Nadi, ia sejak tadi tak bisa menyingkirkan tentang kemungkinan bahwa Waru dan Kemal mungkin saja masih berada dalam satu hubungan, yakni pacaran. Tapi, jangan! Nadi berharap hal itu tak benar karna tentu ia tak terima.
Waru itu... miliknya. Iya, kan? Bukan, ya?
Sekembalinya Keira dengan membawakan satu gelas air, ia langsung menyuguhkannya untuk Kemal dan gelas yang diletakkan diatas meja itu langsung disambar oleh sang pemuda dan meneguknya seperti orang kesetanan.
"Aaaaaaah, thank you Kei. Btw, lo sama Joan awet juga ya"
Keira hanya tersenyum tipis. Sedangkan Joan memasang wajah nyenyenye sembari menggerutu dalam hati.
"Jadi alasan lo kesini apa?"
Kemal menatap Nadi yang sejak tadi tak bisa biasa menatapnya.
"Oke, jadi sebelum mulai ke inti percakapan, gue mau meluruskan satu hal dulu. Ini tentang rumor gue sama Waru. Itu salah besar, gue sama Waru gak pacaran. Kita itu masih keluarga dan gue itu kakak sepupunya, lebih tepatnya kokonya dia"
Nadi tanpa sadar bernafas lega. Dan yang lain justru memasang wajah tak percaya.
"Yang selama ini lo liat dan denger di sekolah itu gak ada yang bener. Kedekatan gue sama Waru itu ya karna gue satu-satunya keluarga yang paling deket sama dia. Tempat dia curhat biasanya"
"Dan tentang Helega, dulu gue sama dia lumayan deket karna kita satu komunitas di luar sekolah. Ega juga yang ngasih tau gue keberadaan Waru disini sejak gue balik ke Indo. Semalam, dia ngabarin gue kalau Waru hilang. Dan pas gue telpon, anaknya malah gak aktif dan ngilang. Kesel lah gue"
"Dari dulu, gue pengen banget bunuh tuh anak. Tapi gak bisa, gue keburu dibawa pindah ke Shanghai sama bonyok gue"
"Dan hal ini masih berkaitan sama Waru. Alasan kenapa gue marah, muak, dan benci sama Helega ya karna ada hubungannya sama Waru"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)happy | END
أدب الهواة"How can you love the things i hate about myself?" -Waru Aleia Adipati- A fanfiction story of Jaemin Na (NCT Dream) and Winter Kim (aespa).