Part 11

103 9 0
                                    

Mobil adit berhenti dilobby rumah sakit. Adit langsung turun dari mobil ke pintu sisi ara. Tino ikut turun dan membuka kan pintunya. Hendak mengangkat ara.

"Biar aku saja yah". Ucap adit lalu mengangkat ara,dibawa masuk kedalam rumah sakit

Tiffany dan tino menyusul masuk kedalam rumah sakit.

Adit membaringkan ara dibrankar yang didorong petugas rumah sakit dan suster kearahnya.

Lalu ara dibawa dengan cepat ke ruang UGD. Setelah sampai didepan ruang UGD ara dibawa masuk kedalam dan adit hendak masuk kedalam.

"Maaf Mr. Mohon tunggu diluar". Cegah suster lalu menutup pintunya

Adit duduk dikursi dekat pintu dan mengusap rambutnya kasar. Merasa sangat khawatir terlihat dari raut wajahnya tapi masih berusaha tetap tenang. Karena ini bukan pertama kalinya ara terkena tembakan dulu juga pernah saat sedang bertugas.

"Ra,bertahan....aku mohon bertahan". Lirih adit dan raut wajah khawatir masih terlihat walaupun ia masih berusaha tetap tenang

Adit menyatukan kedua tanggannya,menempelkan ke keningnya

Tino dan tiffany baru sampai.

"Ara baik baik saja kan yah...hiks..hiks..". Lirih tiffany dwngan menangis dan raut wajah khawatir

"Ara anak yang kuat,aku yakin dia akan baik baik saja". Ucap tino dan memeluk tiffany

"Ara kamu bertahan ya sayang...". Dalam hati tino

"Sebenarnya apa yang terjadi dit,kenapa ara bisa seperti ini?". Tanya tino

"Tiba tiba ada pengendara motor,terus hendak menembak kearah kak rose yah, dan ara menolong kak rose, tapi telapak tangan kiri ara malah terkena tembakan itu".  Jelas adit

"Apa kalian punya musuh?".

"Sepertinya bukan adit dan ara yah, tapi kak rose yah, karena pengendara itu berniat menembak kak rose".

Tino diam sembari berpikir.

Rose,jennie,jisoo dan lisa berlari kecil kearah tino,tiffany dan adit.

"Bagaimana keadaan ara ayah?".  Tanya jennie panik dan matanya sudah berkaca kaca

"Masih ditangani dokter jen". Jawab tino

Tiffany masih menangis dipelukan tino.

"Ara baik baik saja kan by...?". Lirih jennie dan airmatanya mengalir dipipinya

Rose mengangguk dan memeluk jennie.

"Kamu tenang okey... ara anak yang kuat,pasti dia baik baik saja". Ucap lisa yang sedang memeluk jisoo yang menangis

Jisoo hanya mampu mengangguk,karena menangis.

Pria itu mengerjapkan matanya, yang sedikit pusing karena saat perjalanan prince membekapnya dengan kain, membuatnya tidak sadarkan diri.
Kedua tangannya terika dibelakang kursi dan mulutnya tersumpal kain. Kakinya terikat dikursi.

"Dimana ini?". Dalam hati pria itu

Terdengar suara langkah kaki berjalan kearahnya,karena seluruhnya gelap,hanya ada penerangan lampu kecil untuknya saja.

Disaat sudah dekat,teryata itu vernon,ryska,yeri dan prince tapi sudah berganti pakaian serba hitam,tak lupa semua memakai kaca mata hitamnya.

"Siapa yang menyuruhmu?". Tanya vernon to the point tak lupa  ekspresi datarnya

"Emm......". Ucap pria itu karena mulutnya  tersumpal kain tapi badannya terus bergerak

"Kau bicara apa hemm,kami tidak paham?". Tanya ryska dengan tersenyum smirk.

IS THIS TRUE, HE'S BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang