Sejak kejadian beberapa hari yang lalu.
Tiffany kembali sembuh, sesuai dengan janjinya pada Anak bungsunya.
Rose, Lisa dan Tino juga sudah kembali bekerja, karena setelah Tiffany sembuh ganti Tino yang kesehatanya menurun, yang harus dirawat 2 hari dirumah sakit, karena cukup parah dibandingkan Tiffany.
Jisoo memilih untuk membantu Tiffany, menghandle kerjaanya. Sedangkan Jennie dia membantu Keisya mengurus perusahaanya.
Lisa dan Rose tidak melarang, asal tidak berat dan jangan sampai kecapean, makan juga harus teratur.
Ara? Sejak dia datang kerumah waktu itu, sesuai ucapannya kalau dia tidak kembali muncul sampai Tino sudah siap untuk menjelaskan semuannya.
Kalau soal kabar Ara? Tidak ada yang mengetahuinya. Ara benar-benar pergi entah kemana, seperti bak ditelan bumi kembali. Tidak ada yang tau keadaanya gimana sekarang.
•
•
•
•
•
Tiffany sedang berkutat didapur menyiapkan makan malam untuk suaminya.
Disaat Tiffany sibuk memasak, ada seseorang yang mengendap-ngendap berjalan kearahnya.
Happ
Orang itu memeluk Tiffany dari belakang."Astaga!". Kaget Tiffany
Yang membuatnya kaget, memasang wajah tidak bersalah, memilih menyenderkan dagunya di pundaknya.
"Ayah.. kan Bunda lagi masak.. kok di peluk gini sih..".
"Ayah kangen Bun..".
"Mandi dulu, biar segeran badannya, baru boleh peluk".
"Bener ya?".
"Hemm".
Tino melepaskan pelukannya, sebelum itu mencium pipi Istrinya dulu, lalu berlari kecil kearah tangga.
Tiffany berbalik sedikit mendongak menatap Suaminya yang tergesa-gesa menaiki tangga.
Tiffany tersenyum kecil, kembali melanjutkan aktivitas masaknya.
•
•
Tino datang mendekat setelah membersihkan dirinya dan ganti pakaian, merangkul sang istri sebentar, memberi kecupan di rambutnya.
"Kamu mau yang mana?". Tanya Tiffany setelah duduk didepan sebelah Tino
"Semuannya". Jawab Tino dengan senyuman
Tiffany menggelengkan kepalanya pelan, mengambil piring, menaruh lauk pauknya dan nasi diatas piring, lalu ditaruh didepan Tino.
"Makasih sayang..".
"Sama sama..".
Mereka menikmati makan malam berdua dengan tenang, hanya ada detingan sendok dan garpu yang terdengar.
Tino tidak terlalu fokus makan, karena sedang asik dalam pikirannya.
"Ayah. Ayah".
"Iya Bunda?".
"Kenapa kok ngelamun? Ada masalah?". Sambil memasukkan suapan kedalam mulutnya
Tino diam, sejenak. Menunduk menatap makanannya.
"Ayah sudah bicara sama Ara, Bunda".
"Hemm?! Ka-kapan?!". Kaget Tiffany lalu meneguk air
"Tadi sore". Jawab Tino setelah minum