4 Perawat laki-laki bergegas menghampiri Justin yang teriak minta tolong dari Lobby rumah sakit dengan membawa Brankar.
"Emm~~". Rintih Ara tertahan, sambil mencengkram perutnya
"Tahan sayang~". Ucap Keisya saat Ara dibaringkan diatas Brankar oleh Justin
Dokter wanita datang menghampiri.
"Kenapa ini?!".
"Anak saya pendarahan dok!". Jawab Keisya
Ara yang mendengarnya terdiam, namun masih kesakitan terlihat dari raut wajahnya.
"Bawa keruang UGD. Cepat!!".
"Baik dokter!". Jawab keempat perawat itu lalu mendorong brankar Ara masuk kedalam rumah sakit
Dokter tadi juga mengikuti brankar Ara dari sisi kanan Ara, sedangkan Justin dan Keisya mengikuti dibelakang.
•
•
Dokter Ahn sedang telfonan didepan ruangannya, namun obrolan berhenti kala ada Brankar dan rekan kerjanya yang berjalan kearahnya.
"Baiklah-- Ara!!". Kaget Dokter Ahn dan langsung mematikan telfonnya sepihak
"Sakit~~". Rintih Ara pelan
"Apa yang terjadi?!".
"Pasien pendarahan Dokter!".
"Biar saya bantu tangani, saya kenal dekat dengan pasien!".
Dokter wanita itu mengangguk, kembali berjalan menuju keruang UGD, dan Dokter Ahn ikut.
"Tahan sebentar Ara..".
Ara mengangguk lemah, daya tahan tubuhnya seakan habis karena nyeri diperutnya yang tak kunjung mereda.
Ara, 2 Dokter dan 2 perawat langsung masuk kedalam ruang UGD, saat 2 perawat lainnya membukakan pintu ruang UGD.
"Maaf untuk Mr. Dan Mrs. Silahkan ditunggu diluar". Ucap Perawat pada Justin dan Keisya
Lalu perawat itu masuk kedalam ruang UGD dan menutup pintunya.
"Aku takut Ara kenapa-napa Pa...". Khawatir Keisya
"Aku yakin dia baik baik saja. Kamu tau kalau anak kita kuat, aku yakin dia baik baik saja". Ucap Justin menenangkan Keisya
Keisya mengangguk, Justin menghela nafas, setidaknya Keisya sedikit tenang.
Terlihat dari Koridor ada Tino dan Tiffany yang berlari dengan raut wajah paniknya kearah mereka. Karena Keisya yang mengabari mereka.
Justin dan Keisya bersamaan menoleh kesamping saat Tino dan Tiffany sudah dekat.
"Syukurlah--". Belum selesai Justin bicara
Bugh!
Satu pukulan mengenai wajah Justin."Papa!". Kaget Keisya yang langsung merangkul Justin
"Ayah!". Kaget Tiffany, bergegas menarik Tino sedikit menjauh dari Justin
"APA YANG ANDA LAKUKAN, PADA ANAK SAYA?!!". Bentak Tino
"Ayah, tenang~". Ucap Tiffany yang merangkul lengan suaminya
"Maafkan saya Tino.. Tapi saya tidak melakukan apa-apa. Ara tiba-tiba saja datang ke Rumah saya dan Marah-marah". Jawab Justin, mengusap sudut bibirnya sekilas, bekas pukulan Tino
"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Putriku, Saya tidak akan segan-segan memberi Anda pelajaran, walaupun Anda adalah Besan Saya!". Tegas Tino
Justin terdiam. Karena kali ini Tatapan Tino berbeda.