Ara dan Ryska sudah sampai dirumah, Ryska turun lebih dulu, berjalan memutar ke sisi Ara, membuka kan pintunya.
"Aku bisa sendiri Rys~". Ucap Ara setelah turun dari mobil
"Bisa gak, kali ini gak keras kepala?!". Kesal Ryska setelah menutup pintunya
"Iya nona Ryska".
"Emm. Gitu dong nurut". Lalu memapah Ara berjalan menuju kerumah
"Kita berangkat sekarang, kak?".
Adit mengangguk.
Karena mereka berhenti sebrang jalan rumah, mengantar kekasih mereka sampai rumah dulu.
Vernon menatap depan, lalu melajukan mobilnya.
•
•
Alice yang kebetulan baru keluar dari Lift, lalu berlari kecil menghampiri Ara dan Ryska.
"Alice, tolong ambil barang barang Ara yang ada dibagasi mobilnya". Pinta Ryska saat Alice sudah berdiri didepannya
"Siap nona Ryska, apa membantu nona lebih dulu?".
"Saya bisa sendiri kok, kamu ambil barang saja".
Alice mengangguk paham.
"Dimana Jane?". Ara sekarang yang bertanya
"Jane di apartemen sekarang Nona, karena tadi di minta Tuan Lisa untuk ke apartemen".
Ara mengangguk pelan.
"Kalau bergitu, saya pamit ke garasi dulu Nona". Lalu membungkuk hormat
Ryska dan Ara mengangguk, Alice berjalan melewati mereka, berlari kecil keluar rumah menuju garasi.
"Dimana anak anak?". Tanya Ara sambil berjalan menuju ke arah Lift
"Mungkin dikamarnya, sekarang sudah waktunya tidur siang". Jawab Ryska setelah masuk kedalam lift, lalu menekan tombol Lift lantai 2
Setelah sampai di lantai 2, Ara keluar bersama Ryska, dan masih dipapah Ryska. Berbelok kiri, Ryska membukakan pintu kamar Ara, lalu masuk kedalam bersama dengan Ara.
Setelah sampai di samping kasur, Ara terduduk ditepi kasur, Ryska berdiri didepannya.
"Sebentar lagi suster akan datang, memasangkan infus".
"Heemm~~".
"Gak boleh ngelawan ataupun ngebantah, okey?".
"Iya Irene~".
"Udah lama kamu gak manggil nama koreaku".
"Mau aku panggil Irene?".
"Terserah, yang penting jangan yang lain".
"Kayak kamu, kalau manggil aku kakak pasti ada maksudnya dan mencoba meluluhkan hatiku kalau sedang tersulut emosi".
"Iyalah. Kalau tidak manggil kamu dengan cara yang berbeda, kamu gak akan peka".
"Whatever".
Ryska mencibir sekilas.
"Aku keluar dulu, sudah ditunggu Prince dan Yeri".
"Oh iya, bilangin ke mereka kalau urusan Nayeon di Seoul sudah jadi urusanku, gak usah pusing mikirin hal itu".
Ryska mengangguk paham.
"Kalau ada apa apa telfon aku".
Ara mengangguk, lalu Ryska berjalan keluar kamar bersamaan Alice datang membawa tas perlengkapan Ara.