Lisa menurun i tangga, berjalan ke ruang tamu dan duduk disebelah jisoo.
"Mommy, udah lama disini?".
"Iya sayang".
"Dimana panda kok gak ada?".
"Panda, siapa?".
"Ara sayang. Panggilan khusus untuknya dari rose".
Jisoo mengangguk.
"Dia keluar sama jennie, kekantor ayah".
"Tumben dia kesana bun?".
"Mau minta izin berangkat ke new york".
"Loh, bukannya masih besok ya bun?".
"Ada urusan mendadak kak". Sahut ryska
"Selalu saja sibuk, tidak mementingkan kesehatannya sendiri".
"Kamu kan tau bagaimana sifat adikmu sayang...".
"Tapi bisa kan kalau dia istirahat, bun". Ucap lisa lalu beranjak dan berjalan, menaiki tangga menuju kamarnya
Ngambek sudah pastinya.
"Biar, aku yang bicara bun".
Tiffany mengangguk, jisoo beranjak,berjalan, menaiki tangga menuju kamar lisa.
"Lisa memang sering bertengkar dengan ara, tapi dibalik itu terselip kasih sayangnya". Jelas anggi
Ryska dan yeri mengangguk paham.
"Kalian istirahat saja, ada 2 kamar tamu yang kosong, kalian bisa tepati".
"Baik bunda, terima kasih. kami pamit kekamar dulu bun,ma".
Tiffany dan anggi mengangguk, yeri dan ryska beranjak,berjalan melewati samping anak tangga menuju kamar ruang tamu yang bersebelahan.
"Kenapa ara dadakan ke new york,kak?".
"Ponakannya sakit".
Anggi mengangguk paham, karena dia juga kenal dengan krystal dan leo. Pernah diceritakan oleh vernon.
•
•
Rose membantu ara berdiri. Rose menatap ara, sedangkan ara masih betah menunduk.
"aku tau kakak pasti kecewa denganku, marah denganku. Kalaupun kakak sampai membenciku, aku sama sekali tidak masalah". Ucap ara masih sesekali sesenggukan dengan menundukkan kepala
Rose kembali terdiam membiarkan ara melanjutkan bicaranya.
"Ara sudah lelah dengan semuannya, dan kalaupun nanti yang tau rahasia ara ini membenci ara, ara akan menerima semua konsekuensinya".
Rose masih diam. Masih belum percaya apa yang dilakukan ara selama ini.
"Aku pamit pulang kak". Ucap ara lalu berjalan melewati rose
Ketika berjalan melewati rose, ara terhenti karena pergelangan tangan kanannya digenggam oleh rose.
Ara menoleh kebelakang, melihat punggung rose yang berdiri masih membelakanginya.
"Kenapa kamu melakukan ini?". Tanya rose dengan deep voice dan enggan menoleh, menatap adiknya
"Aku mempunyai alasan yang kuat, yang membuatku harus melakukannya".
Rose berbalik badan dan masih menggenggam pergelangan tangan ara.
"Apa?".
"Maaf, aku tidak bisa memberitahu kakak. Tapi pasti kakak akan mengetahuinya". Dengan perlahan melepas gengamnnya rose dari pergelangannya