Dokter selesai mengecek kondisi Keil, yang sedang baringan di kasur.
"Bagaimana dokter?".
"Keadaanya tidak Parah, nanti diolesi salep lukanya akan sembuh".
Nayeon ngangguk paham.
"Apa keadaan dia parah dok?". Tanya Ara yang sekarang berjalan mendekat
Tak lupa dengan raut wajahnya tanpa ekspresi.
"Tidak Ara. Dan ini resep obatnya". Ucap Dokter sambil memberikan secarik kertas ke Ara
"Terima kasih dok". Ucap Ara setelah mengambil kertasnya
"Sama sama. Bagaimana keadaanmu sekarang, Hemm?". Tanyanya sambil berjalan kearah pintu kamar dengan Ara
"Saya merasa jauh lebih baik sekarang dokter Ahn".
Nayeon yang duduk ditepi kasur dan Keil yang duduk sambil bersender diheardboard, diam memperhatikan Ara dengan Dokter Ahn.
"Saya senang mendengarnya.. oh iya, selamat untuk pernikahan kamu, maaf saya tidak bisa datang waktu itu". Ucapnya sambil menyentuh lengan atas Ara sebentar
"Terima kasih dokter. Saya tau, kalau dokter sibuk..".
"Dokter itu siapa, Nay?".
"Dokter pribadi keluarga".
Keil ngangguk paham, pantesan Ara terlihat akrab dengannya.
"Dimana Suamimu sekarang?".
"Dia ada dikamar Dok, ada kerjaan sedikit. Saya panggilkan orangnya".
"Tidak usah, biarkan dia bekerja. Masih ada waktu lain untuk bertemu dengannya".
Ara ngangguk paham.
"Belajar melupakan hal dulu ya.. karena hal itu yang selama ini menekan batinmu. Tidak perlu dengan cara yang berat. Perlahan tapi pasti".
"Baik Dokter".
Nayeon mengerutkan keningnya, bingung. Apa maksud ucapan dokter? Kak Ara sakit?, dalam hatinya.
Keil diam, dalam hati ikut merasa bingung. Apa dokter ini, yang biasanya mengobati, ketika Trauma Ara kambuh?.
"Kalau begitu saya pamit dulu, karena masih ada pasiean".
"Sekali lagi terima kasih dokter. Jane, tolong antar dokter Ahn kedepan".
"Baik Nona". Jawa Jane
"Silahkan dokter". Ucapnya, mempersilahkan dokter jalan lebih dulu
"Jaga diri kamu baik baik, mengerti?".
Ara ngangguk sambil tersenyum, Dokter Ahn ikut tersenyum lalu berjalan menuju ke Pintu utama rumah.
"Setelah itu tebus obat ini". Pintanya dengan memberi secarik kertas dari dokter Ahn
"Baik Nona. Kalau begitu saya permisi". Ucapnya setelah mengambil kertasnya
Jane membungkuk sopan ke Ara yang dibalas anggukan, lalu menyusul Dokter Ahn.
Ara berbalik, menatap Nayeon dan Keil dari ambang ambang pintu, dengan tatapan tanpa ekspresi.
Nayeon menundukkan kepalanya sambil tangan menggenggam tangan Keil.
Keil diam, menatap Ara yang menghela nafas.
Ada keheningan yang menyelimuti mereka bertiga.
"Dimana Evelyn?". Tanya Ara memecahkan keheningan
"Dia ikut dengan Ayah dan Bunda kak. Tadi Ayah dan Bunda mampir ke apartemen sebelum berangkat.. tidak Evelyn saja, Leo juga diajak sama Ayah dan Bunda". Jawab Nayeon dengan menatap Ara, selesai bicara kembali menundukkan kepalanya